Solo-Kiprah kelompok teater “Wae” memang cukup membuat kita kagum. Bayangkan saja kelompok teater yang baru terbentuk belum ada satu semester itu, dipementasan perdananya mampu menyedot lebih dari 3000 penonton. “banyak dari calon penonton yang datang saya persilahkan pulang karena memang tempat sudah tidak bisa lagi menampung tambahan penonton lagi, bahkan tangga masuk pun sudah tidak bisa dilewati lagi karena penuh diduduki penonton.” Tutur Wulan, selaku penjaga tiket.
Teater Wae memilih mementaskah naskah karya Anton Chekov yang berjudul “Wek-Wek”. Naskah ini dipilih oleh anggota karena terdapat unsure penas masyarakat didalamnya serta dibalut oleh unsur komedi yang dituturkan dengan bahasa jawa ngoko. Sehingga para anggota mempunyai harapan besar jika amanat dalam pementasan ini akan mudah diserap oleh penonton.
Setelah selesai pementasan pada malam itu (27/11) sang sutradara yang juga selaku dosen pengampu matakuliah penyutradaraan, dihampiri oleh seorang pria. Yang pria itu menawari kalau “Wek-Wek” diminta untuk meneruskan pementasanya di Pati. Tetapi sang sutradara belum menjawab kepastian atau tidaknya itu, karena ia ingin memusyawarahkannya kepada anggota teater Wae yang lain. Faktor ini disebabkan oleh anggotanya yang masih belum siap untuk meneruskan kiprahnya di teater Wae karena belum bisa membagi waktu oleh kesibikanya masing-masing akhir-akhir ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H