Lihat ke Halaman Asli

Selamat Jalan JK..

Diperbarui: 23 Juni 2015   23:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Hari ini adalah hari terakhir masa kerja Wakil Presiden Jusuf Kalla. Ada rasa kehilangan yang besar. Kehilangan bukan hanya sosok seorang Wakil Presiden yang cekatan, tegas dan cerdas, tetapi juga kehilangan akan harapan. Harapan akan Indonesia yang lebih baik. Telah kita ketahui bersama bahwa karena deal tertentu di awal pemerintahan SBY-JK, bahwa wapres akan mengomandani bidang ekonomi. Kita telah melihat bersama bagaimana ekonomi Indonesia telah dianggap sebagai keadaan terbaik di dunia bersam China dan India.

Ada anggapan yang sangat menyakitkan bagi pendukung JK. Salah satunya adalah masalah bantuan ke Bakrie. Kita melihat sendiri bahwa Bakrie lebih dekat ke SBY dibanding ke JK walaupun satu partai. Selain kurang adanya dukungan Bakrie ke JK dalam pilpres, beda sekali dengan Surya Paloh, juga saat JK ingin golkar oposisi, Bakrie membawa ke SBY.

Kemudian masalah bantuan JK dalam masalah suspend saham Bakrie. Saat itu JK meminta agar saham saham grup bakrie di suspend sementara agar tidak hancur yang dianggap merugikan perusahaan/orang Indonesia. Menkeu Sri Mulyani menentang dan mengancam mundur ke SBY karena dianggap intervensi pasar. Dan menkeu menang. Suspend di buka dan hancurlah saham bakrie. Contoh saham kode BUMI di puncaknya adalah Rp. 8.600 an. Setelah suspend dibuka, saham bakrie hancur termasuk masalah Repo, saham bumi amjlok sampai dibawah Rp 400 rupiah. Saya kenal dengan pengusaha yang mempunyai saham di harga Rp.5.000 an. Dia hanya bisa pasrah. Saat ini saham bumi ada di harha Rp. 3.000. Siapa yang untung?? Banyak memang yang untuk dari hal ini. Tapi terutama adalah investor investor lokal kecil. Yang besar udah hancur. Dan yang untung besar adalah Asing. Mereka memborong saham saham bakrie dengan harga yang sangat murah. Dan kalau mereka melepas dengan harga sekarangpun mereka udah untung ratusan persen.

Kita masih ingat ketika JK menolak keras bank guarantee yang diajukan oleh Budiono. Ini agar supaya negara tidak jebol kalau orang bank membawa kabur dana nasabah seperti kasus bank century. Dilihat dari 2 kasus ini, yaitu saham bakrie dan bank guarantee, kita bisa melihat konsistensi dari JK, dan konsistensi dari Bud-sri. Yang satu membela Indonesia yang satu membela "pasar". Tidakkah kita melihat dalam hal bank guarantee ini bahwa sebagian besar bank sudah milik asing?? bahkan bank BCA, Niaga, Permata, dan banyak lagi adalah milik asing. Baik asing beneran maupun yang abu-abu. Kalau memang pemerintah ingin memberi kepercayaan kepada nasabah, kenapa tidak diarahkan saja ke bank pemerintah. Kalau mereka ingin aman yang ke bank Mandiri atau BNI. Untuk yang ini pemerintah bisa menjamin karena memang sebagian besar saham bank tersebut punya pemerintah. Lha kenapa kita harus jamin bank milik asing dengan uang rakyat??.

Untuk membangun jalan yang baik aja pemerintah tidak mampu kok mau jamin bank(ingat kasus Sophan Sophian yang wafat karena jalan rusak?). Lha kalau uangnya di rampok orang asing seperti bank century gimana?? 6 trilyun uang rakyat yang dipakai. Padahal di DPR janjinya hanya 450 milyar. Apakah 6 trilyun uang rakyat bisa balik? kenapa uang itu untuk bank century? kenapa bukan untuk subsida elpiji, atau bangun pembangkit listrik biar tidak byar pet. Kita melihat sendiri bahwa bank bank swasta pun tidak menurunkan bunga kreditnya sehingga bidang usaha kurang jalan. Bagaimana bisa menang sama produk asing kalau kredit di Indonesia 16% bunganya kalau di luar hanya 6-8%. makanya banyak orang asing hutang dinegaranya 6% dan uangnya dibelikan Surat Utang Negara Indonesia yang bunganya 12%/tahun. Untung mereka super jumbo bahkan tanpa kerja sama sekali!.. dan sekali lagi asing yang menikmati. Untung dari bank milik mereka juga dari bunga SUN.

Apapun yang terjadi, sudah tidak bisa disesali. Mau tidak mau kita akan melanjutkan hidup kita dengan pemerintahan SBY-Budiono. Kencangkan ikat pinggang. Kita harus bekerja lebih keras. Tidak akan ada yang akan membantu kita lagi. Selamat Jalan pak Jusuf Kalla. Semoga kita bertemu lagi disuasana yang lebih baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline