Lihat ke Halaman Asli

Kebaikan Hati Pemilik Perusahaan Rokok

Diperbarui: 17 Juni 2015   17:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

14166118831255366391


Memang kehidupan itu seperti roda berputar, kadang berada diatas dan juga dibawah.

Siapa sih yang akan menduga sebelumnya apa yang akan terjadi, tentu saja orang akan berhenti berdoa dan berusaha. Maka ujian itu diberikan oleh Allah Swt agar kita senantiasa meyandarkan harapan hanya pada-Nya.

Namaku adalah Ani, semenjak lulus SMK aku sudah merantau ke luar negeri jadi kehidupanku selalu berkecukupan.

Tak lupa hasil jerih payahku aku kirim pulang untuk aku berikan kepada orang tua-ku.

Subhanallah orang tua-ku tak sedikit-pun mengambil uang yang aku kirim bahkan malah membelikan sebidang tanah dan juga sawah. Begitulah orang tua, tak mau pamrih dan juga imbalan atas jerih payah mereka membesaarkan kita sejak kecil.

Disinilah kehidupan baru dimulai.

Dah cukup lama aku merantau bekerja ke luar negeri akhirnya aku putuskan untuk pulang dan bekerja di rumah seadanya. Selain itu karena orang tua tidak memberikan ijin lagi kepadaku untuk bekerja ke luar negeri.

Ayah berkata “Gak apa jika mau kuliah, pindahlah ke surabaya”.

Memang sebelumnya saya kuliah di Universitas Terbuka Taiwan (UTT) selama 3 semester jadi masih kurang 5 semester lagi. Akhirnya aku turuti kemauan orang tua karena aku menyadari pendidikan dan juga pekerjaan tanpa restu orang tua maka tidak akan menuai kesuksesan. Dan juga ridho Allah ada pada ridho kedua orang tua, atas dasar itulah maka aku berusaha nurut dan berbakti pada kedua orang tua.

Hidup selalu berkecukupan dan berlimpahan kasih sayang itulah diriku. Memang dilingkungan keluarga aku sangat disayang. Termasuk paman dan budhe semua memberikan nilai tambah padaku dan juga tetangga juga menyanyangiku.. Aku sendiri juga heran padahal tidak ada yang spesial dariku.

Karena aku belum lulus kuliah maka sulit untuk mencari pekerjaan. Sekarang untuk bekerja pendidikan terakhir minim adalah D3 dan S1 dan karena usiaku sudah bisa dibilang cukup umur yaitu 30 th. “Sabar, insya allah tunggu 1 semester lagi sudah lulus “. Gumanku dalam hati.

Akhirnya aku ikuti bisnis investasi, karena aku kurang memperhatikan manajemen resiko akhirnya bisnisku gagal total bahkan aku mengalami defisit dalam keuangan.

Apa mau dikata nasi telah menjadi bubur dan gak ada gunanya aku mengeluh tapi aku harus bangkit dengan sisa tenaga yang tersisa . Mungkin sekarang yang aku puya hanya semangat, tekad dan kerja keras tuk meraih kesuksesan.

Ku putuskan untuk mencari pekerjaan seadanya karena aku  harus membiayai kuliahku yang tinggal 1 semester lagi. Jujur aku malu jika harus minta uang pada kedua orang tuaku. Sedangkan uang beasiswa dari universitas belum juga cair  pdahal menurut jadwalnya seharusnya sudah cair semenjak bulan kemarin. Bisa dimaklumi mungkin banyaknya yang dapat jadi harus ngantri hehehe.

Beberapa lamaran sudah aku ajukan tapi hasilnya nihil. Akhirnya ku putuskan jalan-jalan di sekitar lokasi kampus tempat saya kos. Tersenyum kecil saat melihat tulisan “Dicari karyawati untuk setrika pakaian “. Tersenyum dalam hati Alhamdulillah.

Ku datangi tempat tersebut dan berbincang-bincang dengan pemiliknya dan teryata dia membutuhkan karyawan untuk meyetrika baju karena disana melayani jasa laundry. Tapi gaji yang diberikan hanya Rp 500.000,- . Cukup minim untuk gaji di surabaya dan mungkin hanya cukup untuk bayar kos saja. Akhirnya ku putuskan untuk pulang ke kampung halamanku karena kebetulan ujian akhir semester (UAS) untuk semster 6 telah selesai.

Semangat tidak boleh padam itulah yang ada dalam hatiku. Aku terus menggali informasi tentang info lowongan kerja karena aku yakin Allah akan membantuku.

Berbinar mataku membaca info lowongan kerja. “Dicari pekerja dibagian produksi untuk bekerja di pabrik rokok”. Akhirnya kuhubungi untuk contact person yang ada di iklan tersebut. Sesuai jadwal yang ditentukan, aku datang ke pabrik tersebut untuk memastikan jika lowongan tersebut benar-benar ada.

Alhamdulillah.... Memang benar disana banyak karyawan dan karyawati bekerja. Bahkan pekerjanya mencapai 600 orang. Setelah aku berfikir sejenak, akhirnya aku putuskan untuk bekerja di pabrik rokok tersebut tapi dengan perjanjian disediakan mes karena rumahku jauh jika harus pulang pergi tentu badanku tidak kuat.

Di hari pertama mulai bekerja lumayan membuat badan terasa digebukin. Capek dan nyeri dibagian punggung. Karena aku bekerja di bagian packing jadi kerjaanku adalah membungkus rokok untuk siap dipasarkan dan yang dibutuhkan disini adalah ketlatenan dan ketrampilan. Dan aku yakin dengan ketekunan aku pasti bisa melakukanya.

Aku selalu menegarkan hatiku ini adalah sebagai batu loncatan untuk menuju ke proses yang lebih tinggi . Karena orang pasti naik secara bertahap dan gak ada yang instan dalam hidup ini semua melewati siklus hidup begitu juga tentang karir.

Dan nanti jika aku telah lulus maka aku bisa memanfaatkan ijasahku untuk mencari pekerjaan yang lebih baik.

Alhamdulillah hari pertama telah berlalu. Ku berdendang ria saat pulang ke mes dan kubuka tas yang aku bawa dari rumah. Masih ada satu bungkus roti dan juga mie yang siap seduh. Hem..... Gimana aku mau masak sedang kompor saja tidak ada. Memang aku belum terbiasa dengan lokasi sini. Mau beli makanan juga jauh karena wilayah pabrik lumayan masuk di dalam perkampungan.

Aku puya kenalan namanya pak upas, beliau adalah seorang security di pabrik tersebut. Beliau yang selalu membantuku jika aku membutuhkan sesuatu termasuk keperluanku tinggal di mes. Ku utarakan maksudku jika aku mau masak saja di mes, jadi aku membutuhkan magic com dan juga termos buat masak air. Akhirnya beliau bicara sama Pak  Latif. Pak Latif adalah pemilik perusahaan tersebut. Tidak lama kemudian ada orang memanggilku. “Mbak Ani ini ada titipan dari Bu Dewi”. Langsung aku keluar kamar dan kulihat keponakan Pak Latif membawakan magic com dan juga termos.

“Makasih ya mbk”. Jawabku singkat.

Tersenyum bibirku melihatnya dan tak lupa berucap Alhamdulillah. Lumayan tidak merogoh uang dalam kantongku hehehe.

Esok harinya waktu istirahat saya sempatkan pulang ke mes walau hanya 1 jam saya gunakan waktu tersebut untuk mandi dan sholat karena saya kira jika kita bekerja seperti robot tentu akan lelah sekali. Karena badan juga puya kapasitas, bukan hasil maksimal yang kita peroleh tapi malah badan capek dan loyo. Alhamdulillah habis mandi dan sholat badan jadi fresh lalu ku berangkat kerja. Di jalan seberang pabrik ada penjual sayur lalu aku mampir disana tuk membeli seikat sayur untuk dimasak nanti sore karena kebetulan hari itu aku puasa.

Lalu ku utarakan untuk membeli beberapa kilo beras tapi penjual itu bilang tidak menjual beras. Spontan ada sedikit rasa kecewa di mukaku lalu aku tutupi dengan senyuman simpul.

“Gak apa buk nanti saya bisa beli di warung”.Jawabku singkat.

Ada seorang ibu duduk di depanku seraya bertanya. “Ini mbk Ani yang dari Blitar bukan ? “Betul, jawabku tertegun dalam hati kok bisa tau namaku”.

Penjual itu bilang. “Ya ini mbak pemilik pabrik rokok tersebut”.

Tersenyum aku pada beliau seraya menyapa. “Makasih ya bu atas bantuanya memberikan magic com dan juga termos”.

“Iya sama-sama mbk, kalau mbk mau makan datang saja ke rumah kan cuma sendirian gak perlu masak. Kecuali jika ada temanya  baru masak gak apa-apa “.

“Makasih bu atas kebaikanya “. Dan kami berbincang-bincang, teryata dia berasal dari blitar juga tepatnya tetangga kampung. Teryata pemilik perusahaan orangya familiar dan tidak sombong membuat saya tidak rikuh tinggal di mes karena dah dianggap sebagai keluarga sendiri bukan sebagai pekerja.

Lalu aku berpamitan untuk berangkat kerja karena jam sudah menunjukan jam 13.00.

Aku lewati masa training tersebut dengan sabar. Disini yang diperlukan adalah ketlatenan.

Untuk pertama kerja yang dibutuhkan bukan kecepatan tapi adalah bekerja secara benar.

Karena jika kita bekerja secara benar nanti kalau sudah bisa akan cepat dengan sendirinya.

Kalau kita bekerja secara cepat maka bisa kita mencapai hasil optimal tapi kalau salah kita akan bekerja 2x lipat karena kita harus membetulkan dari awal lagi pekerjaan kita.

Itulah yang aku pelajari tuk masa training.

Jam 4 waktu yang ditunggu telah datang dan saya bersiap untuk pulang ke mes.

Masuk ke mes aku melihat ada satu bungkus mie instan dan seikat sayur yang aku beli tadi siang, akhirnya aku putuskan untuk membuat mie super jumbo. Bukan jumbo isinya tapi mie jumbo karena kebayakan sayur hehehe. Alhamdulillah lumayan untuk mengisi perut untuk berbuka puasa.

Habis magrib tiba-tiba ada anak yang memanggilku. “Mana mbk Ani?”. Langsung saja aku keluar kamar. “Ada apa dek ?”. jawabku singkat karena tidak mengenali siapa yang ada di depanku. “Sama mama suruh datang ke rumah untuk makan mbk!.

Sambil tersenyum aku menjawabnya. “Terima kasih dek, tadi kakak baru saja makan. Dan Alhamdulillah sekarang sudah kenyang “. Memang tadi aku habis buka puasa, karena perutku kalau diisi terlalu banyak malah sakit jadi makan secukupnya saja.

Lalu diapun beranjak pergi.

Selang 30 menit ada anak lelaki datang mencariku. “Mbak Ani ?”

“Ada apa dek”. Jawabku langsung bergegas keluar dari kamar. “Ini disuruh ama mama antar beras ama camilan buat mbk”.

“Makasih ya dek, tolong sampaikan buat mama “. Sambil meraih bungkusan yang dibawa anak laki-laki itu.  Begitu baiknya kelaurga ini, semua kebutuhanku mereka penuhi termasuk beras, moga Allah membalas kebaikan mereka.

Alhamdulillah Ya Allah atas semua nikmat-Mu, Engkau hadirkan orang-orang yang selalu menyanyangiku. Walau tidak kenal tapi mereka menganggapku sebagai keluarga sendiri, selalu memberikan bantuan dan kasih sayang. Disaat jauh dari keluarga, aku tidak lagi merasa sendirian. Masya Allah walau keluarga kaya tapi mereka tidak sombong dan tidak kikir. Anak-anaknya juga sopan dan juga baik. Moga Allah membalas kebaikan kalian semua. Aamiin ya robbal alamin.

Sampai tulisan ini saya tulis saya masih menjalani masa training. Karena masa training dalam perusahaan tersebut adalah selama 1 bulan. Moga saya bisa menjalani masa training dengan lancar dan cepat terampil dalam bekerja. Bukan dari seberapa uang yang kita dapat tapi dari pengalaman yang kita peroleh.

Tidak lupa saya ucapkan terima kasih kepada pak Upas sebagai security di perusahaan rokok tersebut. Karena beliau yang selalu membantu saya dalam hal apapun, beliau membantu tanpa pamrih dan tanpa memandang status sosial seseorang. Sungguh mulia hatinya.

Moga Allah membalas kebaikan beliau. Tebarkan kebaikan pada semua orang karena kebaikan itu akan kembali pada diri kita sendiri. Selalu berusaha dan berdoa pada Allah karena apa yang kita dapat sesuai dengan usaha yang kita lakukan.

Selalu Optimis Tuk Mencapai Kesuksesan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline