Lihat ke Halaman Asli

Reny DwiKurniawati

NIM 191910501021

Studi Kelayakan Pembangunan Jembatan Brawijaya Kediri

Diperbarui: 28 April 2020   23:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sebelum menjalankan suatu proyek maka dibutuhkan penelitian untuk mengetahui bisa atau tidaknya proyek tersebut dijalankan agar dapat menghindari resiko, dampak atau masalah di masa mendatang. Studi kasus (Feasibility Study) adalah bahan pertimbangan dalam mengambil suatu keputusan, apakah menerima atau menolak dari suatu gagasan usaha/proyek yang direncanakan. 

Pengertian layak disini adalah kemungkinan dari gagasan usaha/proyek yang akan memberikan manfaat baik dalam arti financial benefit maupun dalam arti social benefit. Jadi, studi kelayakan adalah suatu kegiatan yang mempelajari tentang usaha atau bisnis yang akan dijalankan secara mendalam, dalam rangka untuk mengetahui dan menetukan layak atau tidaknya usaha tersebut untuk dijalankan.

Studi kelayakan kali ini membahas mengenai pembangunan jembatan Brawijaya, Kota Kediri. Jembatan Brawijaya dibangun untuk menggantikan jembatan lama atau jembatan Brug Over Den Brantas Te Kediri. Bangunan Jembatan Brawijaya tersebut dibangun tepat berada di sebelah jembatan lama. Jembatan Brawijaya ini melewati sungai Brantas dan menghubungkan derah barat dan daerah timur kota Kediri. 

Jembatan Brawijaya diresmikan tanggal 18 Maret 2019, setelah sebelumnya mengalami masalah pada pembangunannya akibat korupsi. Pembangunan awal Jembatan ini menghabiskan dana mencapai 47 Miliar lalu berhenti selama 5 tahun kemudian pembangunan dilanjutkan lagi dengan menggunakan tambahan dana dari APBD Kota Kediri mencapai 14 Miliar.

Uji kelayakan juga dilakukan dengan menguji beban atau tonase untuk menguji kekuatan jembatan dan getaran mengkur getaran setelah lama tidak dilanjutkan proses pengerjaan. Pengujian ini mengikuti Standar Nasional Indonesia (SNI) dalam tolak ukur untuk menentukan bahwa jembatan aman digunakan dan memberikan kayakinan untuk menindaklanjuti pembangunan jembatan agar tidak terdapat masalah teknis dari struktur jembatan.

Dengan memperhitungkan bahwa Jembatan Brawijaya memiliki panjang 183,10 meter dan lebar 16 Meter. Uji beban itu melibatkan 16 unit truk berisi pasir yang diparkir di atas jembatan dengan total berat hampir 800 ton. 

Truk itu digunakan sebagai media tes beban mengukur kekuatan jembatan. Maksud dari pengujian tersebut adalah untuk mengatahui jika terjadi kemancetan, jembatan tetap aman dan tidak membahayakan pengguna jalan. Selain itu untuk mengetahui kualitas beban jembatan dan dapat dikatakan layak ketika dioperasikan. Hasil dari pengujian jembatan dapat diketahui bahwa control kelendutan di atas maupun di bawah jembatan dalam batas normal.

Pembangunan jembatan brawijaya juga berperan dalam perekonomian yaitu memudahkan kedua daerah, antara barat dan timur untuk melakukan transaksi perekonomian. Dilihat lebih lanjut bahwa jembatan ini menghubungan Pasar Bandar Kediri dan kawasan dagang-industri di Jl. Brawijaya dan sekitarnya. Sehingga kegiatan perekonomian antar daerah tetap hidup karena akses yang mudah.

Dilihat dari sisi keindahan atau estetika, pembangunan Jembatan Brawijaya ini dijadikan salah satu ikon atau landmark Kota Kediri. Selain sebagai penghubung antar daerah pembangunan jembatan ini diharapkan dapat mengurangi kemancetan dan mengurangi tingginya aktivitas lalu lintas di sekitar kawasan.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline