Lihat ke Halaman Asli

REFLEKSI DIRI

Renungkan dan Rasakan. Intisari kehidupan ada di dalamnya.

Jatuh, Itikad untuk Tumbuh

Diperbarui: 10 Januari 2021   22:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber Dokumen Pribadi

Sebelumnya, aku tak pernah berpikir akan hal ini. Aku selalu berusaha terbang setinggi mungkin. Tanpa ku sadari aku melewatkan satu hal. Aku melewatkan hal yang seharusnya aku pelajari sejak dulu. Aku dengan segala kebodohan ku telah mengabaikannya. 

Jatuh adalah mimpi buruk buatku, tanpa kusadari diriku menyentuh tanah. Setelah sekian lama aku berusaha terbang meraih langit. Namun jatuh seakan memberiku sebuah tamparan. Aku belum cukup pantas menyentuhnya, aku belum cukup berani menghadapi konsekuensinya.

Sekali lagi aku terhempas, mebuatku semakin sadar akan satu hal. Aku harus banyak belajar darinya. Aku tau jatuh memang dihindari banyak orang. Selain sakit, kesan amarah juga terdapat dibaliknya.

Jatuh membuat ku berpikir ulang, bahwa semua usaha yang ku lakukan akan sia-sia jika tidak ku yakini. Segala usahaku akan sia-sia jika tidak adanya persiapan untuk keduanya.

Aku begitu picik memahami dunia ini, begitu sempit untuk mengerti bahwa dimana ada langit untuk impian dan terbang, maka disitu ada tanah yang siap menerima jika jatuh.

Jatuh memberiku banyak pelajaran, pelajaran untuk tumbuh. Belajar bangkit dari keterpurukan, belajar menerima kenyataan dengan usaha yang lebih keras.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline