Lihat ke Halaman Asli

Seragam Merah Putih

Diperbarui: 19 Juli 2022   14:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kalau ditanya Ingatan dimasa apa yang paling berkesan, SD, SMP, atau SMA? Jawaban kita tentulah akan bervariasi, tapi sebagian  besar orang mungkin akan cenderung menjawab masa putih abu-abu atau SMA, mungkin. Ya, tapi kembali lagi jawaban tiap-tiap orang tentu akan berbeda, sebab pengalaman yang dilalui berbeda juga. Bukan perkara lamanya waktu yang telah berlalu sebab kisah-kisah yang memorable tentulah tidak akan pernah kita lupakan, tidak akan pernah lekang oleh waktu seperti judul lagu dari salah satu lagu miliknya Sammy Simorangkir. Dan konon katanya otak kita cenderung mengingat dan merekam hal-hal yang kita anggap menyenangkan maupun sebaliknya. Sederhanya, Itu lah defenisi dari kata memorable tadi. Jadi tidak hanya hal-hal yang menyenangkan yang akan kita ingat bahkan hal-hal yang menyedihkan juga akan terekam oleh otak kita, sadar ataupun tidak sadar. Oleh karena itu pegalaman yang kita alami di masa SD sekalipun yang mana usia kita masih sangat belia (6-12 tahun) tentulah banyak hal-hal yang memorable yang kita bawa dan bisa kita kenang sampai ke hari ini. 

Kalau ngomongin anak SD, label yang mungkin kita  berikan yaitu masa dimana masih polos-polosnya, masih cenderung nurut, dan tidak banyak menuntut. Tapi itu dulu. Sangat berbeda di zaman sekarang. Kehidupan yang serba digital tentu tidak akan menghasilkan anak dengan label seperti diatas. Keakraban mereka dengan dunia teknologi membuat mereka menyerap begitu banyak informasi. Tentu mereka jadinya jauh akan lebih banyak bertanya atau dengan kata lain jauh lebih kritis. Untuk anak yang sedang berada di jenjang SD sekarang ini kita mengenalnya dengan istilah generasi alpha (kelahiran tahun 2010-2025). Sebagai orangtua maupun guru tentulah kita harus mengenal karakteristik dari generasi alpha tersebut,  agar kita bisa lebih mudah masuk dalam dunia mereka dan mempermudah kita juga tentunya menuntun mereka dalam proses mereka belajar dan bertumbuh.

Di tahun ajaran baru ini saya mengajar di tingkat SD. Setelah cukup lama mencoba untuk berdamai dengan ini (Guru SD) akhirnya saya memutuskan untuk menerima. Toh ini adalah pilihan sendiri walau awalnya tidak dengan niat yang penuh. Terkadang hal yang diniatkan tak dapat, malah yang tak diniatkan eh malah kesampaian. "Wow, perlu usaha keras" batinku saat mendengar bahwa aku akan mengajar di kelas 1. Mempelajari teori belum tentu akan menguasai dalam praktiknya, tapi setidaknya itu akan membantu pikirku saat aku mulai membaca beberapa tulisan yang berhubungan dengan pembelajaran di tingkat SD. Ada beberapa teori dan pendekatan dan juga metode pembelajaran yang dijelaskan disana, selain itu kesabaran juga menjadi point penting yang ditekankan lewat tulisan itu. Sesekali saya mencoba mengukur rasa sabar yang kupunya, dan tentulah masih jauh dari apa yang dibutuhkan.

26 murid dengan seragam merah putihnya nya sudah ada di depan mataku. Sapaan selamat datangku disambut dengan suara nyaring penuh semangat. Pertanyaaan demi pertanyaan mereka lahap kala itu, seolah saling beradu siapa yang paling cepat menjawab. " saya miss, saya miss, saya miss....." suara mereka memenuhi telingaku, dan sesekali suara tawa kecil orang tua murid dari luar ruangan juga turut mewarnai ruangan itu. Dunia anak memang tetaplah menyenangkan walau ada saat-saat mengesalkan saat ulah mereka melewati batas kesabaran. Masa peralihan memang perlu perlakuan khusus, kebiasaan mereka dari PAUD maupun TK masing-masing masih terbawa. Ada yang angkat kaki, ada yang lari-lari, ada yang mengobrol, ada yang sibuk permisi ke kamar mandi, ada yang sebentar-sebentar minta dibukain botol minum, ada yang maunya nempel sama gurunya sambil peluk-peluk, ada yang diam duduk tenang seolah tak terjadi apa-apa, ada yang tidak mau ngomong sama sekali, ada yang kebanyakan ngomong, dan masih banyak lagi tingkah-tingkah lainnya. Semoga kelak dari masa SD ini mereka punya banyak pengalaman yang menyenangkan yang bisa mereka bawa ke masa depan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline