Lihat ke Halaman Asli

Suka Duka dalam Media Sosial

Diperbarui: 27 Mei 2022   14:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Love. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Prostooleh

Pagi tadi saat sedang sibuk scrolling instagram, sejenak tanganku terhenti saat mataku menemukan sebuah berita sedih, "Anak Sulung Gubernur Ridwal Kamil Terseret Arus di Sungai Aare, Swiss". Eril, nama sapaan anak dari Gubernur Jawa Barat itu. 

Kabarnya Eril terseret arus saat berenang bersama adik dan kawannya. Berita tersebut juga menarasikan bahwa keberadaan Eril dan keluarganya di paris adalah untuk mencari sekolah S2 untuk Eril. Doa keselamatan untuk Eril dan penguatan buat keluarganya pun memenuhi ruang komentar. 

Sejenak aku pun menghela napas sembari memanjatkan harapan yang sama. Tentu tak ada kata yang mampu menggambarkan kesedihan yang keluarga itu sedang rasakan. Kata penghiburan dari orang lain tentulah terbatas, Tuhanlah yang kiranya menolong mereka.

Suka dan duka memang sudah bagian dari perjalanan hidup kita manusia. Saat suka, kita merasakan senang dan saat duka, kita merasakan yang dinamakan dengan sedih. Keduanya itu kita lalui. Duka yang paling mendalam adalah saat kita diperhadapkan pada kehilangan orang yang kita  sayangi, katakanlah seperti keluarga, teman, dan sahabat. Kesedihanku akan berita tentang Eril entah kenapa mengingatku akan rasa sedih yang kualami dua bulan yang lalu.

Setelah sekian lama tidak bersinggungan dengan dunia facebook, di bulan maret kemarin aku kembali menginstal aplikasi media sosial tersebut. Setelahnya, seperti sedang mengobati rindu aku cukup lama berkutat dalam cerita-cerita yang ada disana. 

Rasa ingin tahu tentang kabar teman-teman disana sepertinya yang mendorongku untuk berlama-lama mengamati, mambaca isi-isi pikiran mereka yang tertuang disana. Banyak kabar suka, banyak kabar duka. Emosi mereka tergambar dengan jelas lewat tulisan yang telah mereka bagikan. 

Ada yang sedang bersukacita merayakan keberhasilan, kemenangan, pernikahan, kebersamaan keluarga. Dan sebaliknya ada yang bersedih akan sebuah kehilangan, kekalahan, dan berbagai permasalahan hidup lainnya. Ada juga yang membagikan tentang harapan akan hidup yang lebih baik, mengharapkan suka akan segera datang menghampirinya. Berbagai isi hati ada disana.

Dan ditengah aktivitas scrollingku itu jugalah sebuah kabar duka menghampiriku.  Kabar duka dari seorang adik stambuk semasa SMA ku dulu yang telah berpulang pada bulan September 2021 tahun lalu. Terkejut bercampur perasaan sedih. Sosok yang menyukai dunia musik dan ahli dalam bermain gitar  tersebut mengakhiri pertandingannya di usia yang masih muda. Kanker otak, demikian keterangan salah satu komentar yang ada di timeline facebooknya.

Tak ada seorangpun yang tau kapan kabar duka akan menghampirinya, atau bagaimana kisah duka yang akan dihadapinya dan juga tak ada yang benar-benar siap bagaimana bersikap menghadapi berbagai perasaan duka yang ada. Hal itu jelas membuktikan keterbatasan dari rasio kita manusia. Doa-doa kita kepada mereka yang sedang dirundung sedih dan duka, kiranya menguatkan langkah mereka.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline