Lihat ke Halaman Asli

Bisakah kami yang muda - muda ini mencontoh Beliau…. Dukungan untuk Guru kami Ibu Yuliah di Penghargaan BSM Edu Award For Integrity 2012

Diperbarui: 24 Juni 2015   20:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

*Tulisan ini saya buat sekitar setahun lalu saat Ibu Yuliah sedang terbaring sakit. Hari ini Ibu Yuliah sedang mengikuti BSM EDU AWARD FOR INTEGRITY 2012

Mohon bantuan teman – teman semua untuk mendukung ya di http://www.syariahmandiri.co.id/bsm-edu/finalis/yuliah/ caranya buka linknya dan like

Siang tadi jam pelajaran dipercepat kepulangannya 10 menit. Wah tumben  - tumbenan nih.. memang ada  apa sih? Ya. Karena guru – guru mau pergi menjenguk rekan sekaligus Ibu kami disekolah yang sedang sakit pasca operasi sinusnya. Jadi  beramai – ramailah, Ibu dan Bapak guru konvoi sebagian naik motor dan juga mobil menuju rumah sakit.

Memang siapa guru yang begitu spesial ini? Sampai kepulangan sekolah harus dipercepat 10 menit ? ini dia yang membedakannya dengan guru lain. Guru senior kita ini memang tiada duanya di al azhar syifa budi jatibening. Ibu Yuliah , begitu kami menyapanya.  Jam terbang yang sudah 20 tahun lebih mengarungi al azhar syifa budi, siapa yang bisa memandangnya sebelah mata.

Saya sendiri merasa punya hubungan “special” dan kedekatan emosional dengan ibu kita yang satu ini. Suatu sore saat hari -  hari ujian, semua guru sibuk melaksanakan tugasnya mengoreksi hasil UAS secara berjamaah. Hari semakin sore, ada yang sudah meyeleseikan tugasnya segera beranjak pulang, ada juga yang masih ‘betah’ berkutat dengan hasil ujian anak – anak. Saya dan ibu Yuliah, masih berkutat dengan pekerjaan yang sama. Satu persatu guru lain beranjak pulang hingga saya tinggal berdua saja dengan Beliau.

Karena saya guru kelas 1, tugas saya mengisi raport pertama, cukup menyita waktu dan perhatiannya saya. Karena pengisiannya membutuhkan konsentrasi lebih yaitu menyangkut dokumen penting siswa seperti menulis biodata dan lain sebagainya. Ibu Yuliah berkata, “ tenang saja bu, kita bareng, saya juga masih banyak yang harus dinilai “. Jadilah saya berdua hari itu lembur bersama Beliau sampai malam. Sungguh saya terharu dengan sebentuk perhatian beliau.

Jadi ketika Beliau butuh bantuan, pasti saya tak segan – segan ‘harus’ jadi orang pertama yang sigap membantu Beliau.  Suatu saat, saya melihat Beliau mengerjakan analisis soal ulangan yang harus menggunakan excel dengan mata bersipit – sipit dan lama sekali mengerjakannya. Padahal kalau saya paling Cuma 10 menit, hehe … melihat keadaan yang demikian, dalam hati, inilah kesempatan saya membalas kebaikan Beliau kemarin, jadi saya membantu Beliau meng- analisis hasil ulangan.  Dan teman – teman tahu apa yang terjadi ? Beliau “membalas” sedikit pertolongan saya itu dengan mentraktir mie ayam…..woww kalah lagi deh saya L niatnya mau membalas kebaikan, ternyata Beliau lebih dulu yang membalas kebaikan…Subhanallah

Ibu kita yang satu ini terkenal sekali dengan sikap kedisiplinannya, wanita perkasa yang pernah ku kenal.. rumahnya paling jauh, tapi selalu datang paling pagi.. sepenglihatanku Ibu Yuliah ini tidak pernah tidak masuk alias tidak pernah bolos kerja atau izin sakit..  pernah ga masuk 10 hari dalam rangka urusan sertifikasi,- yang memang wajib,- selebihnya Beliau, walau dalam keadaan sakit, meriang, kurang enak badan, diare bahkan ketika ia terjatuh dari tangga, beliau tetap masuk ke sekolah meskipun dengan kondisi yang tidak memungkinkan yaitu jalannya terpincang – pincangdi USAHAKAN sekali untuk hadir,… mengapa? Karena guru di nilai karena kehadirannya.. kedatangannya untuk mengajarlah yang dinilai begitu berharga, bandingkan dengan pekerjaan lain, misalnya pegawai kantoran yang mudah minta izin atau cuti.

Kelas Beliau terkenal paling rapih, bersih, pokoknya the best class lah. Beliau selalu membiasakan disiplin sejak kecil, begitu bel tanda masuk berbunyi anak –anak langsung tertib berbaris dengan teratur tanpa perlu diteriaki terlebih dahulu.. resepnya apa ya kira - kira ?:0, bahkan katanya jangankan anak –anak, buku - buku saja, sampe baris begitu Beliau datang,heheheh J

Soal mengerjakan tugas, jangan ditanya.. siapa yang paling cepat dan perfect,, bisa dipastikan seluruh tangan menunjuk beliau.. dalam pengumpulan tugas missal rpp, silabus yang paling pertama mengumpulkan pasti Ibu Yuliah, acung jempol dehhh, kami yang muda - muda ini merasa malu dengan semangat kerja Beliau yang begitu berdedikasi tinggi.

Bahkan untuk urusan remeh temeh, seperti buku absent siswa, aku pernah mengeceknya..luarr biasaaa!. … Persentase harian-pun sudah dihitung lengkap dengan tanda tangan padahal tidak ada kolom tandan tangan, inisiatif buatan Ibu Yuliah sendiri, ckckckck

Dalam kepanitiaan kegiatan sekolah, Ibu Yuliah acap kali selalu ditunjuk sebagai ketua, sepak terjangnya jangan ditanya… pulang sampai malam akan dijabaninya kalau pekerjaan yang dilakukannya belum selesai, tanggung jawabnya terhadap amanah yang diberikan kepadanya pasti tak akan pernah disia-siakan begitu saja.

Salut sekali untuk Ibu Yuliah, bisakah kami yang muda - muda ini mencontoh beliau….

Itu baru sekelumit kisah Ibu Yuliah di sekolah, lalu bagaimana dengan kegiatan Beliau dirumahnya bersama keluarganya?

Ternyata…. Setelah mengajar beliau harusmenjalankan setumpuk tugas sebagai seorang ibu dari kedua putranya. Dan harus bangun pagi keesokan paginya pukul 4 pagi karena harus memasak dan harus segera berangkat pukul 5 pagi agar tidak terlambat sampai sekolah.

Beliau adalah seorang Ibu yang tidak pernah mengeluh, seingatku Ibu Yuliah tidak pernah bercerita mengenai masalah keluarganya.

Hari ini, kami menjenguk Beliau yang sedang terbaring lemah tak berdaya di atas tempat tidur.

Sebenarnya sudah seminggu ini, Ibu Yuliah berwajah pucat, hilang semangat dan terus mengeluh migrainnya kambuh, sakit kepala yang teramat sakit. Tapi karena kesibukan jelang pembagian raport pra BLP, keluhan beliau lewat begitu saja ditelan kesibukan, itu karena begitu amanahnya beliau terhadap pekerjaannya. Beliau juga, tetap semangat menyeleseikan raportnya dan turut hadir saat pembagian raport dengan wajah yang begitu pucat. Dan benar, hari senin kami mendengar kabar bahwa, beliau akan segera dioperasi.

Ketika kami datang kerumah sakit, dengan hidungnya memakai masker,  kami hanya bisa menatap mata beliau yang tampak berkaca – kaca terharu dengan kedatangan kami. Adab menjenguk orang sakit, selain kita bermusahabah bahwa bisa jadi, esok – esok mungkin kita yang akan terbaring sakit_syukur nikmat sehat tentu saja juga mendoakan si  sakit agar Allah SWT segera mengangkat penyakitnya.

Mulailah pak mohtari, guru agama kami, mendoakan


الشَّافِيْ،لاَشِفَاءَإِلاَّشِفَاؤُكَ،شِفَاءًلاَيُغَادِرُسَقَمًا
“Ya Allah, Rabb Pemelihara manusia, hilangkanlah penyakit ini dan
sembuhkanlah, Engkau-lah Yang Maha Menyembuhkan, tidak ada kesembuhan
melainkan hanya kesembuhan dari-Mu, kesembuhan yang tidak meninggalkan
sedikit pun penyakit

Yang membuat saya terharu sekaligus menangis, ketika berpamitan pulang, kami satu persatu bersalaman dengan beliau. Kebetulan saya bersalaman paling akhir, dibelakang bu ghina yang merupakan sahabat baik beliau. Lama sekali Beliau bersalaman dengan bu ghina, sampai keduanya bercucuran air mata. Tibalah giliran saya bersalaman langsung dengan Beliau, yang membuat air mata saya ikut tumpah adalah ketika Beliau mengatakan minta maaf dan mengucapkan terima kasih karena saya suka membantu beliau menganalisis soal. Sungguh hanya itu yang bisa saya bantu dan saya tak menyangka Beliau begitu mengingat pertolongan kecil saya itu….

Syafakillah Ibu Yuliah, semoga lekas pulih…. Amien Ya Robbalalamin

*kisah ini ditulis bukan sengaja dibuat – buat atau dilebih - lebihkan, tapi truly depply from bottom of my heart dan merupakan kejadian nyata yang dialami penulis…

Dengan sederet prestasi diatas, tak salah kiranya Beliau terpilih mewakili sekolah sebagai Guru Favorit. Makanya mohon bantuan teman – teman semua yaaa.. like linknya di

http://www.syariahmandiri.co.id/bsm-edu/finalis/yuliah/

Semoga sederet prestasi yang telah Beliau contohkan dapat meneladani kami yang muda – muda ini agar lebih semangat dalam mengabdi sebagai Guru.. Amin Ya Robbalalamin

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline