Lihat ke Halaman Asli

RENNY MULYAWAN

Mahasiswi Jurusan Gizi, Kemenkes Poltekkes Banjarmasin

Pengaruh Cacingan Terhadap Status Gizi Pada Anak Usia 6-15 Tahun

Diperbarui: 24 Oktober 2024   18:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Penyakit paling umum yang paling sering menyerang pada anak adalah cacingan atau biasa disebut Soil-Transmitted Helminths (STH). Prevelensi penyakit ini masih tinggi ditemui dibeberapa negara. Menurut (WHO, 2022) Penyakit cacingan masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di negara berkembang seperti di Indonesia, karena morbiditas dan mortalitasnya yang masih tinggi. Lebih dari 1,5 miliar orang, atau 24% dari populasi dunia, terinfeksi cacing yang ditularkan melalui tanah di seluruh dunia. Infeksi tersebar luas di daerah tropis dan subtropis, dengan jumlah terbesar terjadi di sub-Sahara Afrika, Amerika, Cina dan Asia Timur.

(Nainggolan, 2022) Prevalensi Ascaris lumbricoides yang lebih tinggi dari 70% ditemukan antara lain di beberapa desa di Sumatera (78%), Kalimantan (79%), Sulawesi (88%), Nusa tenggara Barat (92%) dan Jawa Barat (90%). Prevalensi Trichuristrichiura juga tinggi untuk daerah Sumatera (83%), Kalimantan (83%), Sulawesi (83%), Nusa tenggara Barat (84%) dan Jawa Barat (91%). Sedangkan prevalensi cacing tambang (hookworm) berkisar 30 % sampai 50% di berbagai daerah di Indonesia.

Pada anak usia 6 – 15 tahun sangat rentan mengalami penyakit cacingan. Anak-anak lebih sering bermain di luar ruangan, yang dimana, dengan hal tersebut anak bisa terkontaminasi oleh berbagai jenis penyakit. Bila anak tidak bisa menjaga kebersihan diri dengan baik dan orang tua tidak memberikan perhatian lebih pada anak, maka anak lebih besar memiliki resiko jatuh sakit.  Menurut (Yani et al., 2023) Anak-anak adalah kelompok yang rentan terhadap infeksi cacing, karena mereka sering bermain di tanah yang terkontaminasi dan belum sepenuhnya memiliki kebiasaan kebersihan yang baik. Higiene perorangan pada anak usia sekolah yang masih rendah berpengaruh besar terhadap peradangan kecacingan misalnya kerutinan mencuci tangan saat sebelum makan atau setelah buang air besar ( BAB).

Parasite Pada Cacingan Anak

Penyebab utama dari cacingan yaitu penularan parasit yang dapat ditularkan melalui tinja ataupun tanah. Berbagai jenis parasit yang dapat menyebakan penyakit cacingan, seperti menurut pendapat (Kabila et al., 2023) penelitian menunjukkan bahwa hasil pemeriksaan feses anak usia sekolah paling banyak terinfeksi oleh cacing Trichuris. Trichiura sebanyak 13% dan Ascaris Lumbricoides 12%. Kedua jenis cacing tersebut memiliki sifat kosmopolit dan lebih menyukai lingkungan yang panas dan lembab. Cacing Trichuris trichiura, yang umum dikenal sebagai cacing cambuk, memiliki bentuk yang menyerupai cambuk dan tampak tipis seperti benang. Di sisi lain, cacing Ascaris Lumbricoides memiliki struktur yang berbeda, yaitu berbentuk silindris dan berwarna putih kemerahan.

Menurut (Nugrohowati & Koesoemo, 2020) Infeksi terjadi saat telur infektif (telur berisi larva) yang belum menetas tertelan bersama air dan makanan yang tercemar. Telur akan menetas di duodenum, menembus mukosa dan submukosa, kemudian memasuki limfe. Setelah melewati jantung kanan, cacing ini memasuki sirkulasi paru dan menembus kapiler menuju daerah daerah yang mengandung udara, lalu cacing akan naik ke faring dan tertelan. Cacing yang tahan terhadap asam lambung akan masuk ke usus halus dan matang di sana. Dengan demikian, pentingnya menjaga kebersihan makanan dan air menjadi sangat krusial untuk mencegah infeksi cacing yang dapat berdampak serius pada kesehatan.

Faktor Penyebab Internal dan Eksternal

Penyakit cacingan pada anak ini disebabkan faktor internal dan ekternal, faktor internal merupakan faktor-faktor yang berasal dari individu atau berasal dari diri sendiri, sedangkan faktor eksternal merupakan faktor penyebab penyakit yang berasal dari lingkungan luar seperti sanitasi lingkungan, kondisi ekonomi dan kontaminasi makanan. Menurut (Shafa Nathania Utami et al., 2024) Penyakit cacingan pada anak disebabkan oleh banyak faktor mulai dari faktor kebersihan diri lingkungan sekitar dan sosial ekonomi. Ada banyak faktor risiko terjadinya infeksi kecacingan, antara lain kebersihan diri yang buruk dan sanitasi lingkungan yang buruk, Kebersihan diri perlu perhatikan dengan baik karena didapatkan adanya hubungan yang relevan antara infeksi kecacingan dengan kebersihan diri, sehingga dapat mengurangi risiko infeksi kecacingan pada anak.

Menurut (Nainggolan, 2022) Infeksi cacing tambang paling banyak terjadi pada saat seseorang berjalan tanpa menggunakan alas kaki di tanah yang mengandung larva infektif. Penularan juga dapat terjadi melalui makanan, yaitu secara tidak sengaja menelan larva cacing tambang. Pada umumnya infeksi cacing tambang tidak menunjukkan gejala, hanya beberapa yang mengalami sakit perut, terutama pada orang yang baru pertama terinfeksi.

Menurut ( Gabrie dalam Masra et al., 2022) faktor resiko terjadinya infeksi cacingan adalah Host Biology Factor (Usia dan jenis kelamin), Host Behaviour Factor (kurangnya frekuensi mencuci tangan, tidak memakai alas kaki, dan BAB sembarangan), Socio-Economic Factor (rendahnya Pendidikan ibu, kurangnya pendidikan kesehatan, rendahnya status sosial ekonomi, dan rendahnya penghasilan keluarga), Environmental Factor (kepadatan hunian, rendahnya akses ke air bersih, rendahnya kepemilikan jamban keluarga, dan memiliki hewan peliharaan seperti babi, anjing), dan Other Factors (Infeksi Co STH atau infeksi STH yang ganda, rendahnya frekuensi konsumsi obat cacing).

Dampak Cacingan pada Tubuh

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline