Lihat ke Halaman Asli

Renny Bengu

Dosen, Guru, Penulis, Editor, Peneliti dan Pengarang

Dinamika Pembelajaran Inklusi Dalam Implementasi Kurikulum Akomodatif

Diperbarui: 2 Maret 2024   11:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Dalam upaya terus meningkatkan kualitas pembelajaran yang inklusif bagi semua siswa, Dinas Pendidikan Kota Surabaya menggelar seminar bertajuk "Dinamika Pembelajaran Inklusif: Menyongsong Kurikulum Akomodatif". Seminar ini diadakan pada hari Sabtu (2/3), mulai pukul 09.00 hingga 14.00 WIB, bertempat di Gedung Aula SMPK Gloria -1.

Acara yang dihadiri oleh lebih dari 150 guru dari wilayah barat Surabaya ini menampilkan berbagai materi yang disampaikan oleh narasumber terkemuka, Dr.Ahsan Romadlon Junaidi,M.Pd  membahas pentingnya penyesuaian materi pembelajaran untuk siswa dengan kebutuhan khusus, seperti slow learner dan tuna grahita, serta strategi pembelajaran yang tepat untuk merespons kebutuhan individual siswa.

dokpri

Pada diskusi interaktif, para peserta diajak untuk mengeksplorasi berbagai contoh modul ajar dalam mata pelajaran Matematika dan IPA, yang disesuaikan untuk siswa dengan kesulitan belajar seperti slow learner dan disleksia. Kasus-kasus spesifik, seperti kasus Ahmad dengan IQ 88 yang memiliki hambatan dalam memahami materi, serta Donny yang sudah mandiri namun perlu penyesuaian, menjadi pembahasan utama dalam diskusi.


Perlu dipahami bahwa setiap siswa memiliki keunikan dalam gaya belajar dan kebutuhan belajarnya. Untuk siswa dengan kesulitan belajar seperti disleksia, terdapat kesenjangan antara potensi dan aktual kecerdasannya. Kondisi spesifik ini memerlukan pendekatan yang disesuaikan, seperti penyesuaian materi pembelajaran dan metode pengajaran.

Dalam implementasi kurikulum akomodatif, guru harus memperhatikan berbagai faktor yang memengaruhi kemampuan siswa dalam memahami materi. Tidak semua siswa membutuhkan penyesuaian yang sama. Guru harus memperhatikan perbedaan individual dan menghindari pendekatan seragam yang tidak memperhitungkan kebutuhan siswa secara khusus.

Omisi dalam profil pelajar tidak boleh mengabaikan nilai-nilai spiritual dan kebangsaan dari siswa, termasuk siswa slow learner. Indikator kemandirian dalam mengerjakan tugas juga harus diperhatikan secara seksama. Guru harus memeriksa  nilai-nilai siswa secara cermat untuk menentukan penyesuaian atau modifikasi materi yang diperlukan.

Dalam situasi di mana tidak ada guru pendamping khusus, perlu dipertimbangkan desain tugas yang berbeda untuk memenuhi kebutuhan belajar yang beragam. Tujuan pembelajaran harus tetap sama bagi siswa tipikal maupun siswa dengan kebutuhan khusus. Hal ini menunjukkan bahwa setiap siswa memiliki potensi untuk mencapai tujuan pembelajaran dengan dukungan yang tepat.

Kurikulum akomodatif tidak hanya memperhatikan siswa dengan kebutuhan khusus, tetapi juga memberikan pengalaman belajar yang berharga bagi semua siswa. Dengan pendekatan yang inklusif, setiap siswa memiliki kesempatan untuk berkembang secara optimal dalam lingkungan pembelajaran yang mendukung dan memperhatikan kebutuhan individual mereka.

Kepala Sekolah, Kepala Urusan Kurikulum, dan Guru Mata Pelajaran dari Surabaya wilayah barat turut hadir dalam seminar ini, menunjukkan komitmen bersama dalam mewujudkan pendidikan yang inklusif dan merata bagi semua siswa. Diharapkan, seminar ini menjadi momentum bagi para pendidik untuk terus mengembangkan strategi pembelajaran yang responsif terhadap kebutuhan siswa, sehingga setiap siswa dapat meraih potensi maksimalnya dalam pembelajaran.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline