Lihat ke Halaman Asli

Rena Widyawinata

Health Tech SEO Editor | Novel Editor & Proofreader

Alasan Dine-In di Restoran Berisiko Tinggi Tertular Covid-19

Diperbarui: 29 November 2020   00:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi makan di restoran. (Sumber gambar: shutterstock via kompas.com)

Siang tadi (12/9), sebuah link Twitter di-share di grup. Isinya, seorang konsultan marketing F&B, Billy Oscar, menyuarakan kegelisahannya mengenai aturan pelarangan makan di tempat alias dine-in di restoran, sehubungan dengan akan diberlakukannya kembali PSBB di Jakarta, pada 14 September 2020 mendatang.

Kegelisahannya bukan tanpa alasan. Menurutnya, restoran sudah menerapkan protokol kesehatan yang ketat, mengatur jarak, mengurangi kapasitas hingga 50% pengunjung, cashless payment, serta hanya melepas masker saat makan dan minum. Apalagi, masih menurutnya, makan enak di restoran bisa membuat bahagia sehingga membantu meningkatkan imun tubuh.

Dine-in di restoran adalah aktivitas yang berisiko tinggi terhadap penularan covid-19

Makan di tempat, alias dine-in, dikategorikan sebagai salah satu aktivitas yang memiliki risiko tinggi terhadap penularan covid-19, menurut Texas Medical Association. Apalagi jika restoran indoor. Tingkat risikonya setara dengan berjabat tangan dan berpelukan ketika bertemu seseorang di masa sekarang.

Alasan dine-in di restoran indoor berisiko tinggi menularkan covid-19 adalah karena kita melepas masker ketika makan dan minum. Tidak mungkin kita makan menggunakan masker, bukan? 

Covid-19 diketahui menular melalui droplet alias tetesan liur (atau cairan pernapasan lainnya, seperti ingus) yang dikeluarkan oleh orang yang terinfeksi (baik bergejala maupun tidak). Nah, masker membantu menahan droplet agar tidak sampai "muncrat" ke sekitar. 

Kita pasti sering bukan ngobrol asyik sampai nggak sengaja muncrat? Sama halnya dengan berbicara, bersin, dan batuk, ada kemungkinan droplet juga bisa "muncrat" saat Anda asyik makan. Face shield saja tidak cukup menahan droplet. Menggunakan masker dan rutin cuci tangan masih menjadi cara utama mencegah penularan.

Paling muncratnya sedikit doang, kan jaraknya berjauhan, nggak bakal nularlah!

Pada Juli lalu, WHO mengonfirmasi bahwa ada kemungkinan virus SARS-CoV-2 penyebab covid-19 mampu bertahan di udara. Sebelumnya, virus ini diyakini hanya menular via droplet

Apa perbedaan keduanya? Droplet membuat Anda mungkin tertular apabila terdapat kontak dekat. Ukuran droplet juga umumnya lebih besar, sehingga lebih berat dan mudah jatuh ketika berada di udara. Kemungkinan terhirup lebih kecil dibandingkan partikel udara.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline