Lihat ke Halaman Asli

Teater Biassukma Sukses Pentaskan Ibu Bumi

Diperbarui: 27 September 2015   10:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Pementasan Ibu Bumi"][/caption]Sabtu (26/09) Teater Biassukma SMAN 1 Jepara mementaskan sebuah naskah teater yang berjudul “Ibu Bumi”. Pementasan ini merupakan salah satu dari rangkaian kegiatan GeKAES XIX SMAN 1 Jepara tahun ini. GeKAES sendiri adalah acara rutin tahunan SMAN 1 Jepara dalam menyambut hari jadi sekolah. Ini sudah tahun ke 19 GeKAES dilaksanakan. Dan juga untuk organisasi Biassukma sendiri merupakan pementasan rutin dan wajib setelah pementasan awal tahun dan pementasan akhir tahun atau pementasan teatrikal di panggung pentas seni.

“Ibu Bumi” ini di sutradarai langsung oleh pelatih teater Biassukma, Purbianto dan pimpinan Ivan Fallah. Naskah kali ini bertemakan Surealis, berbeda seperti tahun lalu yang mementaskan naskah humor. Pementasan dimulai pukul 19.00 WIB diisi oleh musik akustik oleh para musisi siswa SMAN 1 Jepara. Bertempat di aula SMAN 1 Jepara, aula sudah penuh oleh para penonton. Pukul 20.00 WIB pentas dimulai. Dengan munculnya seseorang wanita berjubah putih putih dan rambut tergerai yang menamai dirinya Air. Dia mengungkapkan dirinya berasal dari Air, Tanah dan Udara. Bergerak gemulai seperti orang kebingungan. Lalu terjatuh di air. Lalu wanita kedua muncul, menamai dirinya Udara. Sama seperti air. Dia terus melantunkan "Air, Tanah, Udara, dari sana aku berasal” juga tampak kebingungan. Ia membuat daun daun kering disekitarnya berserakan. Lalu wanita ketiga muncul dan menamai dirinya, Tanah. Dia muncul dari bawah hingga permukaan. Tampak kebingungan bersama tanah tanah yang menimbunnya. Terus meneriakkan seperti yang diteriakkan Air. Adegan ini membuat penonton merasakan kebingungannya juga dan membuat sedikit merinding karena kualitas suara pemain yang begitu bagus dan jelas.

Setelah itu, muncul 3 orang pria. Dia sedang mencari cari siapa ibu mereka. Mereka ini adalah lambang dari kehidupan. Dia mencari mana yang lebih baik daripada ketiga elemen ini, Air, Tanah dan Udara. Tiga orang pria ini terus berputar putar mengelilingi elemen ini. Ketiga pria ini muncul dengan warna putih disekujur tubuhnya yang menandakan kesuciannya. Mereka terus terus mencari dan mengatakan Air Tanah Udara.

Lalu satu persatu ada wanita yang menggendong anaknya, menenangkan anaknya mengatakan ayah mereka kan datang. Ketiga ibu ini mengungkapkan tentang isi bumi ini, yaitu manusia dan mahluk hidup yang selalu berinteraksi. Wanita wanita ini tampak tenang berada disitu, meski hati mereka tengah gundah menunggu sang suami datang.

Kemudian, ketiga elemen, Air, Tanah dan Udara berdiri bersama, meneriakkan kata sakral mereka. Lalu ketiga pria itu makin bingung menentukasn siapa “Ibu” mereka yang sebenarnya. Hingga saat kebingungan itu muncul, lampu seisi aula mati, lampu di panggung pementasan pun mati. Saat itu juga pementasan usai.

Jadi, inti dari naskah ini adalah tentang keselarasan kehidupan dan bumi. Bumi sendiri terdiri dari 3 elemen itu, Air, Tanah dan Udara. Mereka yang menamai dirinya “Ibu” adalah elemen dasar pembentuk bumi. Lalu kehidupan yang teruslah mengisi bumi akan selalu menjadikan bumi ini seimbang. Dan untuk para manusia yang merasa nyaman tinggal di bumi meski perasaan mereka entah kemana.

Teater ini sukses membuat penonton tersihir. Banyak sekali penonton yang hadir, sekitar 400. Tak hayal ini membuat aula menjadi penuh sesak. Parsa penonton kebanyakan memang dari warga SMAN 1 Jepara sendiri dan alumni. Banyak juga pecinta teater di Jepara dan sekitarnya yang tidak pernah absen melihat pementasan dari teater Biassukma ini.

Hafidz salah satu penonton menanggapi pementasan kali ini “Bagus, saya suka pementasannya. Surealis, meski tak mudah untuk dicerna tapi garis besarnya saya tahu”. Lalu mantan Ketua OSIS SMAN 1 Jepara periode 2013/2014 ikut berkomentar “Alhamdulilah Biassukma sukses membawakan ini dengan lancar, tapi yang disayangkan adalah sikap para penonton, banyak penonton yang masih berisik dan kurang bisa menikmati pementasan ini. Jelas ini mengganggu sekali. Semoga pementasan lain hari lebih baik lagi”

Nantikan pementasan teater Biassukma di lain hari lagi, Salam Boedaya!




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline