Lihat ke Halaman Asli

Puisi | Musim Dingin

Diperbarui: 22 November 2018   22:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kurapatkan jaketku dan melihat matahari terbit

Menyinari hamparan putih yang luas menghias langit biru yang indah

Butiran-butiran air membeku turun dari langit dan menghiasi permukaan bumi

Membuaat semuanya menjadi satu warna yang indah

Keindahannya menghipnotis, membuat diriku lupa akan dinginnya yang menusuk tulang

Aku hanya berdiam diri melihat sekitar

Suara tawa anak-anak menggema

Kaki kecil berlarian saling mengejar

Sampai akhirnya tiba saatnya untuk kaki mereka melangkah masuk ke rumah untuk menghangatkan diri

Wajah sedih mereka tidak bisa mereka tutupi

Mereka tidak mau meninggalkan udara dingin yang membuat hidung mereka memerah

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline