Menjelang tidur malam kemarin dalam sebuh grup medsos, diributkan dengan kabar Mas Arswendo Atmowiloto yang memang sudah dikabarkan sedang sakit sejak beberapa hari lalu, berpulang ke hadirat Sang Pencipta. Saya yang termasuk penggemarnya kaget banget. Admin grup meminta kami mengecek kebeneran berita tersebut.
Wah, sudah malam, kemana dan kepada siapa saya bisa mengetahui benar tidaknya berita itu?
Sambil mencoba bertanya via WA kepada editor saya yang temannya Mas Wendo (meski bersiap dimarahi karena nanya malam-malam begitu), saya coba nyari tahu juga di medsos beberapa orang yang saya yakini bisa mendapatkan informasi yang lebih jelas sebab ada di sekitar lingkaran kehidupan Mas Wendo.
Hingga menjelang tengah malam, berita kepastian belum bisa saya dapat. Akhirnya di grup sepakat kita doakan yang terbaik saja buat Mas Wendo.
Pagi-pagi, WA saya berbunyi. Jawaban dari beberapa orang yang ditanya semalam, baru bermunculan saat itu. Intinya adalah berita itu sebenarnya hoax. Kabar tersebut segera saya bagikan ke grup supaya jelas.
Tapi, belum lama berita kepastian itu datang, sebuah WA dari kenalan lama menyatakan bahwa Mas Wendo telah meninggal kemarin karena sakit di usia ke 70. Disertakan di sana bahwa berita itu berasal dari seorang wartawan senior.
Tak ingin langsung percaya, akhirnya saya menghubungi seorang senior saat masih kerja praktik di majalah HAI dulu. Ia dan redaksi HAI lainnya pasti sangat kenal dengan Mas Wendo, mantan pimpinan redaksi Majalah HAI tahun 1983.
Dari hasil obrolan dan investigasi dia ke grup interen dan teman-teman mantan pekerja di majalah HAI, sepakat bahwa berita Mas Wendo berpulang adalah hoax. Selain karena memang ada berita online yang mengabarkan tentang berita hoax itu, juga ada kiriman foto Mas dan Mbak redaksi HAI yang sempat membezuk Mas Wendo dan melihat sendiri progress kesehatan Mas Wendo yang kian baik.
Saya lega...
Nggak ada yang perlu diragukan lagi walau tetap merasa aneh saja, sampai segininya berita. Apalagi sedang gencarnya kampanye untuk cek ricek dulu semua berita yang masuk sebelum menyebarkan.