Orang kampung berbondong-bondong menuju lapangan depan. Katanya ada maling sedang dihajar masa. Katanya orang itu mencuri seragam dan alat sekolah seorang penduduk.
Muka maling itu sudah bengkak lebam. Kulit coklatnya sudah bercampur tetesan darah yang mengalir dari hidung dan sebagian dari pelipis matanya. Kedua tangan yang semula ia jadikan perisai wajahnya pun sudah mulai tergesek-gesek tanah karena tadi ia berguling-guling menahan sakit sembari berulangkali memohon.
Orang-orang masih beringas. Polisi belum datang.
Di pojok lapangan, seorang anak umur tujuh tahunl menangis tersedu. Ia bingung harus melakukan apa. Tadi ia sedang tidur nyenyak. Terdengar bunyi orang masuk rumah kosongnya. Ibunya sedang ke warung. Sontak ia menjerit keras "Mallliiinnngggg". Pemukimam padat penduduk itu menanggapi. Orang yang masuk ke rumahnya itu langsung dibawa ke tengah lapang dan digebuki.
Sesaat terjadi, si gadis kecil baru ingat, bapaknya yang seorang pelaut dan sudah nyaris dua tahun tak pulang, pernah berjanji akan datang membawa seragam sekolah baru dan akan membawanya jalan-jalan mengisi liburan. Tapi, kini bapaknya sedang ada di tengah lapang, kesakitan diantara orang-orang kampung yang terus memaki. (anj 19)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H