Para arsitek dan desainer interior tentunya akan sering pergi ke toko bahan bangunan. Baik untuk sekedar melihat-lihat maupun berbelanja material dan perlengkapan proyek mereka.
Bagi desainer yang banyak proyek, akan memiliki sedikit waktu untuk memutuskan jenis produk mana untuk diajukan ke klien mereka. Sehingga, desainer tentunya mencari tempat dengan ketersediaan produk yang tidak hanya lengkap namun juga berkualitas.
Akan tetapi dengan ketersediaan produk lengkap pun, juga membutuhkan suasana yang mendukung ketika berbelanja. Ada toko bahan bangunan menyediakan produk lengkap namun terkesan monoton serta terlihat sangat penuh dengan barang yang menimbun.
Desainer yang memiliki waktu terbatas dan harus segera melanjutkan aktivitas lain akan merasa jenuh dan tidak nyaman ketika berbelanja.
Lantas, pernahkah kalian berpikir mengapa toko bahan bangunan lekat dengan image industrial look? Sebelum menjawab hal tersebut, kita pahami dulu ciri gaya desain industrial.
Gaya Desain Industrial
Gaya desain industrial mulai muncul sejak Revolusi Industri di benua Eropa yang memiliki banyak pabrik dan gudang terbengkalai. Sehingga mereka memanfaatkannya menjadi hunian fungsional dengan tampilan apa adanya dan tambahan dekorasi yang kental dengan nuansa setengah jadi dan kotor. Di bawah ini merupakan ciri-ciri desain industrial:
• Keterbukaan. Terlihat pada palfon yang mengekspos struktur bangunan juga sistem saluran udara dan perpipaan.
• Kesederhanaan. Terlihat dari material kesan unfinished dan memanfaatkan produk yang dapat didaur ulang menjadi fungsi baru.