Lihat ke Halaman Asli

Renita Diyana Lestari

Hanyalah manusia biasa

Guru Ngaji yang Sabar dan Tanpa Pamrih

Diperbarui: 28 April 2022   23:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Dokumen pribadi

Agama itu penting bagi kehidupan manusia di dunia, dengan agama kita akan diarahkan menjadi insan yang lebih baik. Agama juga merupakan pegangan/pedoman hidup kita di dunia maupun di akhirat kelak nanti. 

Di agama islam sendiri Al-Qur'an merupakan pedoman hidup yang di dalamnya berisi tuntunan atau aturan yang mengatur kehidupan manusia mulai dari akhlak, tauhid, ibadah, akidah dan juga ilmu pengetahuan yang dibutuhkan oleh manusia. 

Oleh karena itu sebagai umat muslim kita harus bisa membaca Al-Qur'an dan lebih baik lagi jika kita memahami makna isi kandungan ayat-ayat dalam Al-Qur'an. Untuk belajar membaca Al-Qur'an biasanya ada tingkatannya, di awal biasanya kita belajar menggunaan buku iqro' yang terdiri dari jilid 1 sampai 6. 

Jilid 1 merupakan tingkat rendah dan jilid 6 merupakan tingkat yang tinggi, setelah mencapai jilid 6 barulah kita menginjak ke baca Al-Qur'an. 

Di jilid 1 kita akan belajar huruf arab perkata yang berharakat fathah, di jilid 2 kita belajar huruf arab yang bersambung yang berharakat fathah,  di jilid 3 barulah kita belajar huruf yang berharakat kasrah dan dhammah, di jilid 4 kita belajar huruf yang berharakat tanwin, sukun dan qalqalah, sedangkan di jilid 5 kita mulai diperkenalkan alif lam dan idgham, dan di jilid terakhir yaitu jilid 6 barulah kita diperkenalkan aturan tajwid iqlab, ikhfa', dan juga wakaf.

Perjalanan saya bisa membaca Al-Qur'an hingga lancar seperti saat ini tidak luput dari ajaran orangtua dan juga guru ngaji saya. Sejak kecil saya dituntut orangtua agar bisa membaca Al-Qur'an dengan lancar, baik dan benar. Oleh karena itu sejak kecil saya sudah diajarkan orangtua saya untuk membaca Al-Qur'an. 

Selain belajar di rumah bersama orangtua, saya juga belajar ke guru ngaji yang ada di dekat rumah. Tiap malam sehabis sholat maghrib saya selalu rutin ke rumah beliau untuk mengaji bersama teman-teman. 

Beliau sangat sabar mengajariku hingga benar-benar bisa baca Al-Qur'an dengan lancar. Beliau juga tidak pernah marah dan kasar kepada muridnya jika kita salah dalam segi bacaan maupun yang lain, beliau selalu memberi tahu kesalahan kita dengan nada bicara yang halus sehingga tidak membuat kita takut. 

Menurutnya jika beliau keras terhadap muridnya maka tidak akan ada yang mau belajar mengaji lagi. Beliau merupakan guru ngaji yang penyabar, dari sinilah juga saya bisa belajar untuk menjadi orang yang penyabar. 

Selain mengajari iqro' dan Al-Qur'an, biasanya setiap hari minggu malam senin kita juga dibiasakan membaca sholawat diba', jadi selain belajar mengaji kita juga diajarkan bacaan-bacaan diba' serta sholawat-sholawat yang ada di diba'. Untuk membacanya juga digilir setiap minggu sehingga kita semua memiliki kesempatan untuk memimpin bacaan maupun sholawat di diba'. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline