Lihat ke Halaman Asli

Sasaran Dakwah dari Mukmin kepada Muhsin

Diperbarui: 10 Juni 2024   16:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

 Pengarang : Syamsul Yakin
 Dosen UIN  Syarif Hidayatullah Jakarta
 
Pada bagian sebelumnya telah  kita bahas bahwa  mukmin yang lulus  ujian  keimanan menjadi  mushin, yaitu umat Islam yang  mempunyai tingkat keimanan yang tinggi dan  selalu menampilkan akhlak yang baik  baik lahir  maupun batin. Berangkat dari Islam dan  keimanan, kita beranjak ke kedudukan tertinggi yaitu berihsan.

Pengamalan Islam mirip dengan dialog berikut. Lalu dia berkata, ``Wahai Muhammad, tolong ceritakan padaku tentang Islam.'' Rasulullah menjawab: ``Kamu bersaksi bahwa dalam Islam tidak ada Tuhan yang patut disembah kecuali Allah Muhammad adalah Utusan Allah.'' Kamu hendaknya salat, membayar zakat, berpuasa di bulan Ramadhan, dan  berziarah ke baitullah jika engkau mampu melakukan nya. "(HR.Muslim).


Di sisi lain, keyakinan pada  praktik dapat dipahami dalam perkembangan cerita berikut ini.  Laki-laki itu berkata lagi,  "Ceritakan padaku tentang  imanmu." Rasullulah menjawab``Kamu beriman kepada Allah, kepada  malaikat-malaikat Allah, kepada  kitab-kitab Allah, kepada rasul-rasul Allah, kepada hari  kiamat, dan kepada  nasib baik  dan buruk.'' Orang tadi berkata,"Kamu benar.'' (HR. Muslim).


Selain itu, Berihsan yang sebenarnya adalah: "Sembahlah Allah seolah-olah  kamu melihat-Nya.  Jika kamu tidak  dapat melihat-Nya,  yakinlah bahwa Allah  melihatmu." (HR. Muslim).

Dari  apa yang  telah dipaparkan di  atas, terlihat jelas bahwa terdapat perbedaan  mendasar antara  Islam, keimanan, dan  keihsanan. Iman dalam kajiannya lebih menekankan pada  aspek keimanan hati kepada  Tuhan. Islam lebih  merupakan ekspresi iman - perbuatan baik seperti ibadah.  Berihsan, di sisi lain, adalah  buah dari berIslam dan  beriman. Tujuan dakwah  bertingkat dari kafir  menjadi muslim, dari muslim  menjadi beriman, dan dari mukmin  menjadi muhsin.

Al-Qur'an menyatakan bahwa ciri-ciri orang yang bertakwa  (muttaqin) adalah orang yang selalu berbuat baik  (muhsinin). "Dan bersegeralah kamu  menuju ampunan  Tuhanmu dan  ke surga yang luasnya  seluas langit dan bumi yang disediakan  bagi orang-orang yang  bertakwa" (QS. Ali  Imran/3:133).
Ayat berikutnya  merinci ciri-ciri orang yang bertakwa. "(Yaitu) orang-orang yang menafkahkan  (kekayaannya) baik di waktu  senggang maupun  di waktu-waktu yang membutuhkan, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan  orang lain (kesalahannya).allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. (Ali  Imran/3:134). Jadi ada  hubungan antara  Muttaqin dan  Muhsinin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline