Sosiologi Dakwa
Pengarang :
Syamsul Yakin
Dosen UIN Sharif Hidayatullah Jakarta
Renita Ameliyah
Mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah
Sosiologi Dakwa terdiri dari dua kata yaitu Sosiologi dan Dakwa. Sosiologi yang merupakan ilmu yang mempelajari upaya dalam memecahkan masalah dengan menggunakan pendekatan sosiologi. Subjek sosiologi dakwah adalah masyarakat. Hal ini dikarenakan kegiatan dakwah melibatkan hubungan dan interaksi sosial, yaitu hubungan antara pelaku dakwah dengan mitra dakwah.
Dakwah yang dilakukan oleh para khatib berbeda-beda tergantung pada kelas sosialnya. Misalnya dakwah kepada golongan atas berbeda dengan dakwah kepada golongan menengah, berbeda pula dengan dakwah kepada golongan bawah. Perbedaannya terletak pada pendekatan, strategi, dan metode dakwahnya. Pendekatan Dakwa dapat digunakan untuk mengetahui permasalahan sosial, budaya dan agama dari kelas sosial manapun. Penggunaan ilmu-ilmu pendukung seperti sosiologi, antropologi, dan psikologi merupakan bagian dari mekanisme pendekatan Dakwa. Anda kemudian dapat menggunakan strategi Dakwa untuk membuat rencana yang terukur dan terstruktur. Dakwa memiliki tiga strategi: personal, rasional, dan spiritual. Dai harus mampu menentukan strategi dakwah yang paling tepat untuk setiap kelas sosial.
Ketika kita memahami bahwa setiap lapisan memiliki wilayah keagamaan, strategi perencanaan yang paling tepat tampaknya adalah wilayah spiritual. Demikian pula, Anda harus menggunakan strategi pribadi dan rasional di bidang lain. Pada kenyataannya, strategi pribadi memerlukan pengetahuan tambahan seperti psikologi.
Kalau bicara Metode Dakwah, sebenarnya Metode Dakwahlah yang bertugas menjawab pertanyaan, "Bagaimana cara kerjanya?" Artinya metode ini mencoba memilih cara yang tepat untuk mendobrak pendekatan dan strategi dakwah yang diterapkan pada setiap kelas sosial. Misalnya saja cara mendakwahkan Bill Hikma, memberikan ceramah, dan melakukan debat.
Ada perbedaan antara antropologi dakwah dan sosiologi dakwah. Jika objek penelitian antropologi Dakwa diarahkan pada manusia, individu, dan budaya yang ada pada masyarakat lokal, maka objek penelitian sosiologi Dakwa tidak hanya masyarakat tetapi juga sistem dan kelompok sosial. Lebih lanjut, sosiologi dakwah juga mempelajari interaksi antara dai dengan madhu, dai dengan dai, dan antar madhu.
Persepsi mereka terhadap persoalan dakwah dan cara mengkomunikasikannya menjadi pembahasan menarik dalam sosiologi dakwah. Sosiologi dakwah dengan demikian berupaya memahami apa itu dialektika interaksi dakwah dan unsur-unsur di sekitarnya. Meliputi perkembangan makna dan praktik dakwah, mulai dari pemahaman dakwah sebagai sesuatu yang mendorong umat beragama Islam, hingga topik dakwah di komunitas online.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H