Lihat ke Halaman Asli

Reni Soengkunie

Tukang baca buku. Tukang nonton film. Tukang review

Mengurangi Kantong Plastik di Warung Sembako Itu Tidak Semudah Membalikan Telapak Tangan

Diperbarui: 7 Januari 2024   10:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

pict by pixels

Seperti yang kita tahu di supermarket dan minimarket sudah lama meniadakan kantong plastik gratis. Kalaupun masih ada maka sistemnya sudah beralih ke berbayar. Saya sangat setuju sekali dengan kebijakan seperti itu. Yah, gimana ya penggunaan kantong plastik itu memang begitu tinggi dan akhirnya hanya akan menjadi tumpukan sampah yang nantinya akan mencemari lingkungan. 

Sebagai seorang pembeli, sudah cukup lama saya selalu membiasakan diri membawa kantong belanjaan sendiri ketika berbelanja. Tak hanya ketika belanja di supermarket, namun belanja di warung atau pasar pun saya juga selalu membawa kantong belanja sendiri. Bahkan untuk berbelanja ikan, biasanya saya membawa kantong plastik bekas dari rumah supaya tidak banyak kantong plastik yang menumpuk di rumah.

Tapi semua berubah menjadi rumit ketika saya membuka warung sembako. Ini bukan perkara pelit atau hitungan usaha ya, tapi sungguh setiap harinya saya bisa mengeluarkan kantong plastik begitu banyak. 

Biasanya dalam sehari saya bisa habis 10 sampai 15 pack kantong kresek dan sekitar 5 pack kantong plastik kecil. Padahal dalam satu pack kresek itu terdapat 50 pcs. Bisa dibayangkan dalam sehari saya menyumbangkan sampah kresek 500 pcs. Kalau dikalikan sebulan berapa coba? Lalu kalau Setahun?

Yah, gimana ya, di warung sembako itu item dagangannya kebanyakan barang-barang yang cukup berat. Misalnya beras, gula, tepung, garam bata, dll. Jika hanya menggunakan satu kantong plastik, tentu tak akan kuat menahannya. Sehingga untuk satu pelanggan itu minimal sekali membutuhkan dua kantong plastik untuk dobelannya. Belum lagi saya jualan beras eceran, sehingga ini sangat mustahil sekali kalau saya tidak menyediakan kantong plastik kan ya.

Sebenarnya saya tidak hanya pasrah dan berdiam diri menghadapi semua ini, saya juga sudah berusaha cukup keras untuk berinovasi. Berikut beberapa langkah yang sudah saya tempuh untuk mengurangi sampah plastik dari warung saya.

1. Membuat poster ajakan membawa kantong belanja sendiri

Untuk tahap awal, saya membuat poster ajakan membawa kantong plastik sendiri dari rumah agar tidak memperbanyak sampah plastik. Poster besar tersebut sudah seperti poster layanan masyarakat yang cukup meyakinkan. Saya sudah menempelnya tepat di atas kasir, sehingga para pembeli ini sudah bisa dipastikan membacanya.

Tak cukup di sana, saya juga mengkampanyekan secara langsung kepada setiap pembeli untuk membawa kantong belanja sendiri. Seperti halnya para politisi yang berkampanye, saya sepertinya juga sudah cukup meyakinkan secara detail tentang dampak negatif terhadap lingkungan yang disebabkan oleh sampah plastik. Namanya juga usaha kan ya. walaupun saya tahu, mengubah kebiasaan dan mindset seseorang itu nggak semudah itu. Supermarket dan minimarket itu sasaran pembelinya adalah orang-orang dari kalangan menengah ke atas, sedangkan warung ini sasarannya adalah mereka yang berasal dari kelas menengah ke bawah. Bukan apa, tapi faktor lingkungan semacam ini juga cukup berpengaruh terhadap tingkat kesadaran masyarakat.

Kalian nggak tahu kan, saya sering sekali dibilang pelit sama pembeli gara-gara mengkampanyekan itu. "Halah, bilang aja biar ngirit nggak keluar duit buat beli kresek!" Hmmm~

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline