Lihat ke Halaman Asli

Reni P

Saintis yang lagi belajar nulis

Ooh.. Ternyata Seks dan Cinta Itu Berbeda

Diperbarui: 5 September 2018   01:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar terkait

"Eh! Tau novel Fifty Shades of Grey gak? Kemaren gue baca..."
"Astagfirullah!  Gak faedah bangetsi!"
HEHEHEHE...


                Siapa yang tidak tahu tentang film box office ini yang diangkat dari novel trilogi karya E.L. James? Sekitar dua tahun yang lalu film ini menjadi bahan perbincangan nakal remaja untuk membahas topik-topik sensual. Saya sempat ingin menonton, tapi urung dan sama sekali tidak berminat ketika melihat trailernya yang kelewat erotis dan terbayang bagaimana vulgarnya adegan seks yang termuat sepanjang film. Karena jelas, ini adult matter dan saya merasa risih:(

                Dan dengan malu, saya pun harus akui, sampai beberapa waktu yang lalu saya masih belum menonton filmnya, tapi saya telah membaca novelnya untuk buku pertama dan kedua. What?!

                Sebentar, netizen…

                Di sini saya tidak akan memaparkan atau mengulas bagaimana plot dari novelnya, tidakpun menilai cara penulis menarasikan, atau mendeskripsikan perasaan saya di tiap ceritanya. Namun, ada poin yang ingin saya ceritakan tentang pemahaman yang saya baru ketahui, salah satunya adalah saya baru mengerti, ternyata seks itu  berbeda dari cinta.

Perangkat, Cara Kerja, dan Kenikmatannya berbeda!

                Buat saya, enaknya membaca novel di luar genre sci-fi atau kisah-kisah mistis itu bisa dijadikan studi kasus saya untuk memahami suatu realitas yang lebih utuh dengan mengkaji bagaimana keterhubungan satu data realitas  dengan realitas lainnya. HAH?! Sederhananya, buat saya, membaca novel yang adegannya disadur dari kegiatan manusia biasa akan cenderung lebih dekat dengan kehidupan nyata kita sehari-hari. Dari sana, bisa kita ambil banyak pelajaran. Sebagai contoh, saya telah menangkap pemahaman dalam mendistingsi seks dan cinta.

                Sebelumnya, saya  memang yakin bahwa cinta berbeda dari sekadar hubungan intim. Cinta yah cinta, tapi kalau senggama yah pasti cinta. Dan setelah saya baca novel ini, saya menyadari ternyata hal tersebut tidak terjadi seperti data se-sok-tahunya-pengetahuan saya. Saya mendapati perangkat, cara kerja, hingga kenikmatan dari dua hal tersebut bisa terjelaskan dengan cirinya masing-masing, meskipun kita sering mempaketkan kedua realitas ini dalam satu objek pemenuhan yang sama, yaitu dari pasangan.

                Perangkat cinta adalah perasaan secara psikologis, sedangkan perangkat seks lebih kepada fisik. Sejauh pengamatan saya selama membaca novel ini, ditambah dengan mengaitkannya pada kasus-kasus mengenai para lelaki yang tidak mau bertanggungjawab terhadap perempuannya yang dihamilinya, dan juga referensi-referensi yang saya baca, membuat realitas mengenai seks dan cinta lebih jelas terlihat kontrasnya seperti apa.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline