Lihat ke Halaman Asli

Reni P

Saintis yang lagi belajar nulis

Baca Ini Sebelum Memutuskan Jadi Analis Kimia!

Diperbarui: 31 Januari 2017   20:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Wisegeek.com

Di artikel sebelumnya, kita telah mebahas mengenai apa saja yang dipelajari dan yang dikerjakan oleh seorang analis kimia. Akan menjadi mudah untuk menjadi analis kimia kalo memang passion kita di sana. Tapi, kalo kamu bakatnya di sosial jangan coba-coba deh mau jadi analis kimia.

Sumpah, kalian akan menyesal ketika kalian masuk ke dalam dunia ini tanpa ada motivasi yang jelas. Karena, kalo aku perhatiin orang manapun yang gak punya passion di suatu bidang ia geluti, kerjanya kaya belum piknik 5 tahun gitu. Males malesan, butuh hiburan, kasih sayang, perhatian. Euah, banyak ngeluhnya, deh. Beda sama orang yang punya motivasi atau passion, kerjanya pasti oke. Diulang berapa kali juga hayu hayu aja.

Lantas, kenapa sih orang orang sampai tergiur untuk bersekolah atau menyekolahkan anaknya di analis kimia?

Pertama yang menjadi pertanyaan adalah kenapa orang orang mau maunya bekerja?

Pastinya cari uang.
Entah uang nya dipakai buat nyewa dangdut hajatan, ngasih makan anak istri, beli lipstik, beli joger, biar ganteng/cantik, uang menjadi alasan nomor satu kenapa masyarakat bekerja. Hal ini juga yang menjadi alasan klasik orang-orang mau menjadi seorang analis kimia. Karena, kalo aku boleh buka hal yang sensitif, ya apalagi kalo bukan soal finansial, menjadi analis kimia bisa menjadi jawabannya.

Ditambah lagi dalam pandangan masyarakat, kimia itu sulit. Sehingga berbanding lurus dengan peminatnya yang sedikit. Akhirnya, berbanding terbalik dengan peluang kerja yang lebih luas. Jadi sainggannya dikit, juga banyak duit. Gitu sih.

Sebenarnya jadi analis juga ga keren keren amat sih. Status analis kimia kamu dalam suatu industri ya tetep aja buruh. Tapi, buruhnya ya buruh terhormat gitu, yang pastinya digajinya relatif lebih besar daripada buruh-buruh lainnya. Kalo buruh lain gajinya se-UMR aja, yang bisa dibilang sekitar 2-3 jutaan lah. Kalo analis kimia bisa sampai 15 juta per bulan apalagi kalo lembur. Uuuuh, mantap kan?

Nah, mau ga jadi analis kimia? Lumayan kan buat beli sesuap berlian.

Tapi, udah jadi hukum alamnya tiap profesi ada enak dan gaenaknya. Kamu jangan sampai mau jadi analis kimia karena gajinya gede aja. Nanti kaya aku jadi nyesel :(

So you have to know gimana ga enaknya jadi analis, tapi ini versi aku yah.

  • Kesehatan kamu kemungkinan besar akan terganggu.
    Ini hal yang yang terpenting, tapi sering juga terabaikan. Menjadi analis kimia tidak akan lepas dari bahan bahan kimia yang banyak tingkah, ada yang bisa bikin kulit kamu bolong, paru paru kamu berdarah, bikin kamu mabok, bikin bom bali(?), dan lain lain. Gini sih, kalo kamu menggunakan alat pelindung diri yang lengkap, kemungkinan ga akan terkontaminasi zat zat bahaya yang ada di laboratorium. Tapi, kalo kamu bandel, yah tunggu saatnya lah.

    Perlu diperhatikan juga, meskipun kamu udah pake APD lengkap, tapi kalo terus terusan terpapar zat yang berbahaya, bisa jadi terakumulasi menjadi penyakit penyakit orang kaya semodel kanker gitu. Mending rorombeheun aja sih aku mah daripada kanker:(

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline