Ramadan bulan yang dimana kita dituntut untuk berpuasa, memperbaiki diri dan perbanyak ibadah yang sesuai dengan ajaran Islam, masa ini adalah masa dimana keberkahan selalu datang secara tiba-tiba dan tak disangka-sangka begitu sayangnya Allah pada hambanya maka kamu juga harus sayang dengan cara menjalankan semua perintahnya dan menjauhi segala larangannya.
Bulan Ramadan bukan saatnya berdiam diri karena seharian tidak makan dan minum, namun di bulan yang penuh berkah ini harus dijadikan momentum untuk tetap terus memperbaiki dari tahun sebelumnya.
Selama bulan Ramadan aktivitas tetap harus seperti biasa, semua orang melakukan aktivitasnya masing-masing ada yang berangkat ke kantor, sekolah, toko dan ada juga yang berangkat ke sawah untuk mencari nafkah.
Disini saya akan menceritakan tentang seorang bapak yang pekerjaannya sebagai petani, pada musim panen kali ini kebetulan berada di bulan Ramadan. Meskipun keadaan sedang berpuasa namun tetap semangat dan bekerja dengan gigih.
Sebagian orang beranggapan bahwa memanen padi itu keadaanya panas, lelah dan sebagainya namun tidak seorang bapak ini sangat luar biasa dan harus jadi teladan bagi anak muda. Walaupun lelah, letih namun pulang ke rumah selalu membawa senyum yang indah pada keluarganya tidak membawa rasa lelah dan letih. Begitu luar biasa menjadi seorang bapak yang mampu menyembunyikan rasa sakit dan lelah, sungguh betapa baik dan bersabar dalam menghadapi kehidupan dan tidak pernah merasa putus asa dalam hidupnya justru selalu ceria dan memberikan warna sehingga ketiga anaknya dan ibunya menjadi motivasi hidup serta semangat dalam bekerja untuk menjemput rezeki.
Mari hargai para petani yang mau berkorban tidak memandang keadaan puasa, maupun tidak dan tidak malu. Berangkat ke sawah pagi-pagi dan pulang sore hari, bekerja bukan duduk manis ber AC namun selalu kreatif dan semangat. Bagi mereka bertani adalah pekerjaan yang mulia, coba bayangkan jika di Nusantara tanpa Petani kita akan kesulitan mendapatkan pangan.
Jika kamu mempunyai seorang teman yang bapaknya atau ibunya berprofesi seorang petani jangan di bully atau bahkan kamu saat ini mempunyai ayah dan ibu menjadi petani jangan malu justru harus bangga dan buktikan bahwa kamu walaupun bapak seorang petani tapi mampu masuk perguruan tinggi.
Kehidupan di Dunia ini perlu yang namanya usaha untuk menghidupi keluarga, teruntuk kamu yang saat ini puasanya bolong-bolong bagi laki-laki ingat perbaiki jika ingin hidup kamu tentram maka lakukan apa yang diperintahkan dan jauhi larangannya.
Mari bersama-sama memperbaiki diri dan berbangga pada petani. Apresiasi setinggi-tingginya untuk para petani di seluruh dunia khususnya Nusantara. Karena tanpa kalian kami tidak akan mendapatkan pangan.
Sumber: Dari Berbagai sumber
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H