PEMETAAN ASET UNTUK SEKOLAH BERDAYA
Oleh: Reni Nurhayati
Jika kita sering mengeluhkan kekurangan, mengkritisi keburukan, galau akan ketidakberdayaan. Ingatlah, diatas kekurangan pasti ada kelebihan, disamping keburukan ada kebaikan. Dalam kelemahan, tersimpan kekuatan. Dan bisa jadi hal-hal positif, jauh lebih banyak daripada hal negatif. Ketika satu pintu tertutup, percayalah pintu-pintu lain terbuka. Banyak jalan menuju Roma.
Kekurangan akan melemahkan kita. Dan jika pikiran kita terus tertuju padanya, maka mata dan hati kita akan tertutup untuk melihat kebaikan dan hal positif yang ada.
Sebaiknya mind set kita perlu diubah. Dari senantiasa memikirkan kekurangan, menjadi fokus pada aset dan kekuatan. Membayangkan masa depan yang gemilang, berfikir tentang kesuksesan yang telah dan bisa diraih. Menganalisis kekuatan apa yang dimiliki. Mengorganisasi sumber daya. Merancang sebuah rencana berdasarkan visi dan kekuatan. Serta melaksanakan rencana aksi dengan konsisten. Mengevaluasi dan berefleksi atas perjalanan penyelenggaraan sekolah selama ini. Itulah sudut pandang yang digunakan pada kurikulum pendidikan guru penggerak, khususnya pada modul 3.2 Pemimpin Dalam Pengelolaan Sumber Daya.
Melakukan pendekatan berbasis aset sangatah penting. Dengan pendekatan tersebut kita dapat mengetahui kekuatan. Yang nantinya berdampak pada pengelolaan sumber daya yang baik dan tepat. Sehingga kualitas pendidikan akan maju dan berkembang dan terbentuklah sekolah berdaya. Yang mampu mengelola, mencapai kesejahteraan pendidikan dan ekonomi yang mumpuni.
Sebagai pemimpin pembelajaran, guru memiliki tugas untuk mengelola aset. Sekolah diibaratkan sebuah ekosistem yang memiliki hubungan interaksi saling berkaitan, Dipengaruhi oleh faktor biotik dan abiotik. Faktor-faktor biotik yaitu: Kepala sekolah, Guru, Murid, Wali murid dan Masyarakat sekitar. Sedangkan faktor abiotiknya yakni keuangan sekolah dan segala bentuk sarana prasarana, lingkungan alam sekitar.
Berdasarkan kurikulum pendidikan guru penggerak berikut adalah tujuh aset utama yang ada disekolah, yakni Modal Manusia, Modal sosial, Modal Fisik, Modal lingkungan atau alam, Modal finansial, Modal politik, Modal agama dan budaya.
Untuk modal manusia kita bisa memetakan potensi dan kekuatan individu, mendorong kolaborasi, dan membangun budaya belajar mengajar yang hangat dan bersemangat. Sumber daya manusia digunakan semaksimal mungkin dengan prinsip epektif dan efisien dalam guyub dan kebersamaan. Setiap orang ada dengan keunikan dan bakatnya masing-masing. Maka kita perlu menginisiasi dan memanfaatkannya. Modal manusia merupakan aset modal utama yang menjalankan peran dalam mengelola modal-modal lainnya.
Modal sosial dapat diartikan sebagai norma dan aturan yang mengatur pola perilaku di dalamnya. Merupakan bentuk investasi yang berdampak dimana sekolah sebagai rumah kedua yang antar warga saling bergaul satu sama lainnya. Adanya kepemimpinan yang baik, kerja sama, loyalitas, saling percaya dan rasa memiliki, silaturahmi perlu senantiasa dipupuk.
Modal fisik berupa sarana dan prasarana. Kita harus memanfaatkan dan merawat fasilitas dengan optimal, mencari solusi kreatif demi mengatasi keterbatasan. Dan mengembangkan serta menggulirkan untuk manfaat yang lebih lanjut. Bahkan mungkin bisa sampai menghasilkan keuntungan yang menunjang pembiayaan sekolah.