Peran Teknologi Hijau: Implementasi Robotika dan Kecerdasan Buatan Dalam Meningkatkan Kualitas Air
Permasalahan air bersih khususnya di Indonesia menjadi fokus utama dalam menghadapi krisis lingkungan. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menyampaikan bahwa indeks kualitas air di tahun 2022 mendapatkan skor 53,88. Skor ini meningkat dari tahun sebelumnya. Meskipun meningkat, capaian nilai di tahun 2022 belum memenuhi target nilai indeks kualitas air yaitu 55,03.
Pencemaran air dari limbah industri domestik, dan pertanian merupakan salah satu faktor yang menyebabkan permasalahan buruknya kualitas air di Indonesia. Hal ini menjadi masalah serius yang mempengaruhi kualitas air bersih di sungai dan danau. Untuk meningkatkan kualitas air di Indonesia ada upaya yang harus dilakukan.
Seiring berjalannya waktu, teknologi semakin berkembang dengan pesat, sehingga kita dapat memanfaatkan teknologi sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas air, salah satu upayanya yaitu dengan mengintegrasikan teknologi hijau yang dapat meningkatkan efisiensi dalam pemantauan, pengelolaan kualitas air untuk meningkatkan kualitas air serta mendukung pencapaian SDGs poin 6 yang bertujuan menjamin ketersediaan dan pengelolaan air dan sanitasi yang berkelanjutan untuk semua orang.
Salah satu peran dari teknologi hijau yaitu dengan mengimplementasikan robotika dan kecerdasan buatan. Monitoring kualitas air secara real-time dengan menggunakan robotika dan kecerdasan buatan adalah langkah inovatif untuk mengatasi perubahan kualitas air secara cepat. Beberapa implementasi untuk monitoring kualitas air secara real-time adalah memasang sensor-sensor cerdas pada sebuah perangkat robot atau platform bergerak yang dapat menyelam ke dalam air. Sensor dapat mencakup pengukuran pH, kadar oksigen, parameter kualitas air. Robot didesain dan diprogram untuk dapat bergerak secara otomatis di atas atau di dalam air, robot-robot ini juga harus memiliki kemampuan navigasi yang baik dan dapat beradaptasi dengan kondisi lingkungan yang berubah. Menghubungkan sensor-sensor robot dengan infrastruktur Internet of Things (IoT). Implementasikan sistem kecerdasan buatan (AI) yang dapat menganalisis data yang diterima dari sensor secara langsung. Integrasikan data kualitas air ke dalam platform yang dapat diakses secara publik atau oleh pihak terkait. Perangkat dan sensor-sensor pada robot juga harus dilakukan pemeliharaan rutin supaya memiliki kinerja yang optimal. Selain itu kita juga harus melibatkan masyarakat dengan mengedukasi tentang keberadaan sistem monitoring ini dan bagaimana data kualitas air dapat diakses. Dengan solusi ini, masyarakat dan pihak berwenang terkait dapat memiliki pemahaman yang baik tentang kualitas air secara real-time.
Peran teknologi hijau melalui implementasi robotika dan kecerdasan buatan dapat menjadi salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas air di Indonesia. Monitoring kualitas air secara real-time dengan menggunakan robotika dan kecerdasan buatan yang dapat menjadi langkah inovatif untuk mengatasi perubahan kualitas air secara cepat. Dengan adanya implementasi robotika dan kecerdasan buatan kita dapat meningkatkan efisiensi dalam pemantauan, pengelolaan kualitas air untuk meningkatkan kualitas air dan kita dapat mengimplementasikan solusi-solusi inovatif yang ramah lingkungan lainnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H