Lihat ke Halaman Asli

Reni DwiAnggraini

Mantan Jurnalis Mahasiswa

Cegah Virus Mutasi, Jangan Panik Sendiri

Diperbarui: 4 Januari 2021   08:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

foto:kompas.com

Kira-kira seperti itulah ungkapan yang ingin disampaikan kebanyakan orang, para pembaca yang budiman, apakah diantara kalian sudah ada yang disuntik vaksin corona? jika belum nasib anda sama seperti saya. Kabarnya di berbagai negara di dunia muncul kasus baru lagi tentang si corona, ada Virus Mutasi katanya, auto panik dong jadinya. 

Langsung saja browsing-browsing tentang Virus Mutasi ini di internet. Banyak sekali artikel-artikel dan juga penelitian yang membahas tentang Virus Mutasi, salah satunya seperti yang dilansir dari katadata.co.id(04/05/2020), beberapa peneliti dari Universitas Cambridge merekonstruksi jejak evolusi Covid-19 pada manusia. 

Mereka menganalisis 160 genom virus yang diurutkan dari para pasien. Para peneliti itu berhasil memetakan beberapa penyebaran virus corona jenis baru yang bermutasi melalui analisis jaringan filogenetik. 

foto:Katadata.co.id 

Analisis jaringan filogenetik berpotensi membantu identifikasi sumber infeksi Covid-19 yang tak terdokumentasi, sehingga seseorang dapat dikarantina untuk menekan penyebarannya di dunia," kata Peter Forster, ahli genetika sekaligus ketua penelitian ini. 

Penelitian yang berjudul "Phylogenetic Network Analysis of SARS-CoV-2 Genomes" menemukan bahwa virus corona jenis baru telah bermutasi. Virus itu terbagi atas tipe A, B, dan C. 

Tim peneliti menemukan genom asli virus manusia tipe A ditemukan di Wuhan. Namun virus yang berasal dari kelelawar dan trenggiling itu lebih beradaptasi di Amerika Serikat dibandingkan Tiongkok. Forster dan koleganya menemukan bahwa virus corona tipe B yang mendominasi infeksi dunia. Virus itu merupakan dua mutasi dari tipe A. Tipe C merupakan "anak" dari tipe B. 

Wilayah penyebarannya berada di Eropa dan sebagian Asia. Dia menambahkan, analisis yang dilakukan dalam penelitian ini bertujuan untuk melihat penyebaran awal virus pada manusia. 

Analisisnya tidak dirancang untuk menginvestigasi rumor bahwa virus berasal dari luar Tiongkok. Meski begitu, kabar baiknya adalah virus jenis baru ini tidak menyebabkan keparahan. 

Namun, mudah menginfeksi lebih cepat tiga kali lipat dibandingkan dengan si corona. Kecepatan infeksi virus ini mungkin menjadi kekhawatiran tersendiri. 

Para pembaca yang budiman, khawatir boleh-boleh saja, namun jangan berlebihan karena bisa menimbulkan kepanikan. Rasa panik yang berlebihan akan membuat imun tubuh kita menurun dan mudah terinfeksi virus. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline