Budaya merupakan salah satu aspek terpenting dan memiliki unsur kesakralan yang telah menjadi bagian dari kehidupan manusia. Seiring berjalannya waktu kini budaya telah mengalami banyak perubahan dan juga perkembangan yang cukup signifikan di lingkungan masyarakat, salah satu faktor yang menjadi penyebab dari berkembangnya kebudayaan yang ada pada suatu daerah yaitu pergantian generasi yang menjadi pelaku dari adat istiadat ataupun budaya yang ada pada daerah tersebut.
Pengenalan sekaligus pemberdayaan warisan budaya yang dimiliki oleh suatu daerah pada generasi alpha sangat diperlukan, karena hal ini dapat menjadi salah satu langkah kecil untuk meregenerasi serta melakukan pelestarian terhadap warisan budaya pada suatu daerah. Terutama bagi generasi alpha yang masih duduk di bangku sekolah dasar, dalam pikiran mereka masih sangat samar -- samar tentang apa yang disebut dengan warisan budaya itu, tontonan ataupun pertunjukan yang mereka lihat dan termasuk dalam salah satu warisan budaya akan tetapi mereka masih berpikiran bahwa itu hanyalah sebuah tontonan saja yang menurut mereka menyenangkan saat ditonton tanpa mengetahui secara keseluruhan tentang warisan budaya tersebut apabila dilihat dari segi sejarahnya ataupun makna simbolis yang terkandung di dalamnya.
Blimbing memiliki sebuah warisan budaya yang cukup sakral dan tetap dilaksanakan hingga saat ini, yakni tradisi bersih desa. Adapun tradisi bersih desa ini dilakukan pada tanggal 4-15 di bulan sya'ban atau 15 hari sebelum menjelang puasa ramadhan, tradisi ini telah lama dilakukan dan pada bulan sya'ban mendatang ini merupakan tradisi bersih desa yang ke 533. Pada tradisi bersih desa ini juga terdapat beberapa pertunjukan budaya di dalamnya yaitu, jher jer wayang, tari topeng kona, tande' bini', tarian singo ulung, dan ojhung.
Tradisi bersih desa ini mulai mengalami perkembangan dalam segi pertunjukkan yang ditampilkan, hal ini dikarenakan seiring berkembangnya waktu pasti akan muncul budaya-budaya yang baru pada lingkungan masyarakat. Akan tetapi dalam hal sesaji ataupun elemen yang terdapat pada persembahan yang ditujukan saat rangkaian selametan dilakukan tidak terdapat perubahan didalamnya karena sesaji ataupun yang disebut dengan sandingan memiliki nilai kesakralan dan makna simbolis di dalamnya, "Tradisi bersih desa itu ya tidak bisa di ubah soalnya itu amanah yang telah dijalankan sudah lama, apalagi sandingan itu tetap ada akan tetapi untuk pertunjukannya mau ditambah pertunjukan yang lebih banyak tidak masalah itu kan kolaboratif tapi kalau masalah sandingan itu tidak bisa dirubah" ujar pak Sutikno selaku seniman sekaligus pemangku adat keturunan ke-4 di desa Blimbing.
Mendengar hal demikian anak -- anak kkn Uin Khas Jember melihat adanya potensi dari aset warisan budaya yang sangat perlu untuk diteruskan dan disebarluaskan pada generasi muda melalui kegiatan sosialisasi dengan tema "Pengenalan Dan Pemberdayaan Warisan Budaya Desa Blimbing Pada Generasi Alpha" dengan menggunakan tampilan ppt yang didalamnya menjelaskan mulai dari definisi warisan budaya, beberapa penjelasan tentang bersih desa, dan peran dari generasi alpha dalam mempertahankan eksistensi warisan budaya desa Blimbing yang telah diselenggarakan oleh kkn posko 11 Uin Khas Jember di 3 SDN yang ada di desa Blimbing yaitu, SDN 1 BLIMBING yang terletak di dusun krajan, SDN 2 BLIMBING yang terletak di dusun Gedingan, dan SDN 3 Blimbing yang terletak di ujung bagian selatan dari desa Blimbing yaitu Alas Lanjeng. Dengan diadakannya kegiatan sosialisasi yang diselenggarakan oleh Kkn Uin Khas Jember tersebut para generasi alpha yang ada di desa Blimbing ini diharapkan para generasi alpha dapat mengenali sekaligus mulai mempelajari warisan budaya daerah yang mereka miliki.
