Lihat ke Halaman Asli

RENI AGISTININGSIH

Mahasiswa Pendidikan Akuntansi

Mahasiswa KKN-T UNIPMA Bantu Penanggulangan Kemiskinan dengan Pemberdayaan UMKM di Dusun Sumberagung

Diperbarui: 11 Maret 2022   11:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Salah satu program unggulan dari mahasiswa KKNT kelompok 66 adalah permberdayaan UMKM guna menanggulangan kemiskinan yang ada di Dusun Sumberagung. Dusun Sumberagung ini merupakan dusun yang memiliki banyak UMKM namun kurangnya pemberdayaan membuat UMKM belum bisa berkembang secara luas dipasaran.

Hal itu membuat mahasiswa KKNT kelompok 66 Universitas PGRI Madiun melakukan pemberdayaan UMKM dengan mengadakan beberapa kegiatan seperti: menambah varian rasa dari produk itu sendiri guna menghadirkan cita rasa yang berbeda dari sebelumnya, melakukan packing ulang dengan pemberian label dan kemasan yang menarik, melakukan sosialisasi pemasaran baik di media sosial (online) maupun offline sehingga produk bisa menjangkau pasar yang lebih luas dan sosialisasi pembukuan untung rugi dengan akuntansi manual agar semua tercatat dengan jelas dan rapi.

Contohnya pada UMKM kripik tempe yang dikelola oleh Bu Pri. Awalnya kripik tempe tersebut hanya terdiri dari satu varian saja yaitu original. Selain itu dikemas dengan plastik klip sederhana dan dijual ke pasar saja. Dari situ mahasiswa KKNT mencoba melakukan inovasi mulai dari menambah varian sampai dengan melakukan pemasaran lewat media sosial yang ada (online).

Dokpri

Mahasiswa KKNT menambahkan varian rasa balado. Menurut penuturan salah satu mahasiswa, "Rasa balado merupakan salah satu rasa yang banyak digemari oleh masyarakat. Dengan menambah varian rasa diharapkan dapat menjadi pilihan alternatif ketika bosan dengan rasa original dan menarik pembeli". Ditambah adanya repacking dan pelebelan juga ikut andil dalam menarik pembeli. Selain itu akan lebih menarik saat dipasarkan di media sosial yang ada.

Dalam pemasaran di media sosial dan pembukuan untuk melihat untung rugi penjualan Bu Pri dibantu kedua putrinya. Mengingat umur Bu Pri yang sudah tua. Kripik tempe tersebut dijual dengan harga Rp 8.000,- untuk ukuran besar dan Rp 5.000,- untuk ukuran kecil.

Dengan adanya pemberdayaan melalui beberapa kegiatan yang dilakukan diharapkan mampu membantu menanggulangi kemiskinan yang ada.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline