Lihat ke Halaman Asli

Setan Berwujud Manusia

Diperbarui: 23 Juni 2015   23:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Oleh: Reni Yuliantini

Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna jika dibandingkan dengan makhluk ciptaan-Nya yang lain. Manusia dan makhluk yang lain, penciptaannya memiliki tujuan yang paling utama yaitu beribadah kepada Allah SWT. Pada dasarnya manusia memiliki dua sifat yaitu sifat yang dimiliki malaikat (perilaku yang lebih condong pada kebaikan) dan sifat yang dimiliki oleh setan (perilaku yang lebih condong pada kejahatan). Malaikat dan setan memiliki sifat yang sangat bertolak belakang “bagai bumi dan langit”. Dua sifat ini menambah kesempurnaan manusia sebagai mahluk di muka bumi ini.

Manusia yang memiliki sifat malaikat adalah harapan semua orang. Dunia ini penuh kedamaian jika semua manusia hanya memiliki sifat malaikat. Namun di sisi lain hidup terasa hampa dan tidak berwarna. Manusia tidak memiliki tantangan dalam hidup dan tidak bisa mengambil pelajaran betapa mulianya manusia jika memiliki sifat terpuji. Lebih menarik adalah jika kedua sifat (baik dan buruk) itu ada menjadikan hidup lebih bermakna. Hidup adalah ujian, jika hidup tanpa adanya sisi keburukan ujian itu tidak akan pernah terjadi untuk menguji manusia di dunia.

Manusia yang sifatnya lebih didominasi oleh sifat setan inilah yang banyak terjadi. Kejahatan manusia yang dilakukan dalam berbagai bentuk, marak diberitakan dan dibicarakan. Setan menurut ajaran Islam adalah kata setan pada dasarnya memiliki arti sebagai kata sifat. Bisa digunakan kepada makhluk dari golongan jin, manusia dan hewan. Setan adalah semua yang keluar dari tabiat jenisnya dengan kejelekan.

Melihat banyaknya berita di televisi tentang kasus kekerasan pada anak sangat memprihatinkan. Banyak kasus penganiayaan anak terjadi. Seperti, seorang ayah tega menyumpal mulut anaknya dengan menggunakan kain agar anaknya berhenti menangis. Seorang ibu memukul anaknya sehingga seluruh tubuhnya penuh dengan luka bahkan patah tulang dan masih banyak lagi kasus-kasus lain tentang kekerasan pada anak. Sebuas-buasnya hewan tidak pernah memakan anaknya sendiri. Namun manusia justru sebaliknya. Itulah setan yang berwujud manusia.

Bahkan yang tak kalah memprihatinkan adalah banyaknya kasus kekerasan seksual terhadap anak terjadi. Kasus kekerasan seksual terhadap anak terjadi di berbagai daerah. Sebut saja saat ini yang menghebohkan dunia pendidikan adalah kasus kekerasan seksual yang terjadi di sebuah sekolah bertaraf internasional di Jakarta Selatan. Menyita keprihatinan publik adalah ketika sekolah yang seharusnya tempat yang aman kedua setelah rumah ternyata “sarang” para "predator" anak. Lebih memprihatinkan lagi adalah kekerasan seksual yang terjadi pada anak usia 5 tahun, dimana pelakunya adalah kekek nya sendiri. Itulah setan yang berwujud manusia.

Berbagai kasus kekerasan seksual terhadap anak ini dapat menimbulkan trauma berkepanjangan bahkan dapat merusak generasi bangsa. Berbagai kasus kekerasan seksual yang terjadi KPAI (Komisi Perlindungan Anak Indonesia) bahkan menyatakan Indonesia darurat kekerasan seksual. Banyak jenis kejahatan yang dilakukan manusia dalam berbagai bentuk yang dapat melukai bahkan menghilangkan nyawa orang lain. Itulah setan yang membawa manusia untuk menjadi pengikutnya.

Firman Allah SWT ”...dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu setan-setan (dari jenis) manusia dan (dari jenis) jin, sebagian mereka membisikkan kepada sebagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia)”. (Al-An’am: 112)

Ayat ini menjelaskan bahwa Allah menjadikan setan dari jenis manusia, seperti halnya setan dari jenis jin. Hanyalah setiap yang durhaka disebut setan dan karena akhlaknya jauh dari kebaikan. Semoga kita termasuk orang-orang yang didominasi oleh sifat malaikat. Agar hidup mendapatkan rido dari Allah SWT dan bahagia di dunia dan di akhirat. Amin…..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline