Kebanyakan dari kita pasti pernah mendengar istilah Strict Parents. Sebagian orang menganggap hal ini merupakan sesuatu yang wajar-wajar saja diterapkan orang tua kepada anak dengan logika mereka begitu sayang kepada anak mereka. Di luar dari yang mereka ketahui, perilaku yang begitu ketat terhadap anak, atau kata lain dari Strict Parents ini membawa dampak yang begitu besar bagi tumbuh kembang anak.
Strict parents selalunya bersikap menuntut si anak untuk selalu sempurna. Hal ini didasarkan oleh tuntutan dari lingkungan sekitar, seperti contoh jika si orang tua tinggal dalam lingkup tempat tinggal yang isinya anak-anak berpendidikan yang lulusnya menjadi dokter atau pilot, maka si orang tua pun akan termotivasi lalu menempatkan standar yang tinggi untuk anaknya juga. Mereka menganggap bahwa mereka harus mendorong seluruh potensi anak selagi mereka masih muda untuk kehidupan masa depan yang lebih baik.
Pola asuh yang salah dari penerapan Strict Parents ini lama-kelamaan terus diterapkan dalam mengasuh anak akan lama-kelamaan memicu emosi yang tak terkontrol dari si anak. Hal ini mereka lakukan sebagai respon dari lelahnya mereka memenuhi setiap tuntutan yang ada dari si orang tua. Emosi tak terkontrol yang bahkan tak terabut oleh orang tua ini pun lama-lama akan menyebabkan anak menjadi depresi. Lalu kalau sudah begini sudah barang tentu akan mengganggu si anak dalam fokus meraih masa depan mereka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H