Lihat ke Halaman Asli

Frater Milenial (ReSuPaG)

Seseorang yang suka belajar tentang berbagai hal

Etika dalam Berperilaku Menumbuhkan "Kebahagaiaan" dalam Pemikiran Sokrates

Diperbarui: 16 Oktober 2021   18:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kebahagiaan dalam Etika (Dok.Pri)

1. Pengantar

Dalam kehidupan setiap orang tidak selamanya menetap pada satu tujuan atau tingkah laku saja melainkan akan "berpindah-pindah"; maksudnya adalah selalu mengalami perubahan, baik itu dalam dirinya sendiri maupun diluar dirinya atau secara fisik. 

Perubahan yang dialami oleh setiap orang akan mengarahkan hidup untuk mencapai impiannya sebagai makhluk sosial. Sehingga ia pun semakin mengalami perkembangan dan kemajuan. 

Mis: Orang miskin mengalami perkembangan dan kemajuan dan ia menjadi orang yang sukses sedangkan Orang kaya juga mengalami perkembangan dan kemajuan dan ia pun menjadi semakin kaya, terpandang, dan lain sebagainya.

Pada umumnya perkembangan dan kemajuan yang ada pada diri setiap orang dapat mengarahkan hidup atau dirinya pada tindakan-tindakan baik maupun tidak baik. 

Dari kenyataannya, Pada zaman sekarang ini, sudah semakin banyak orang-orang bertindak kriminal, korupsi, pembunuhan, pencurian, pemerkosaan, seks bebas, peperangan dan lain-lain. 

Sehingga Etika bertingkah laku  yang tertanam dalam dirinya sudah tidak bermanfaat lagi. Padahal zaman ini adalah zaman modern, dimana pendidikan bertingkah laku dan kedamaian itu sangat dijunjung tinggi, tidak seperti tahun-tahun yang silam tetapi yang terjadi adalah justru semakin rumit atau merajalela dengan mengandalkan kekuasaannya masing-masing.

Menurut Utilitarianisme mengajarkan bahwa  tindakan yang benar ialah tindakan yang mengakibatkan kebahagiaan yang paling besar untuk sebanyak mungkin orang (greatest happiness principle).[1] Jadi kalau berbohong bisa menimbulkan kebahagiaan yang paling besar untuk sebanyak mungkin orang, maka berbohong itu, baik.[2] Sedangkan menurut J. S. Mill dan J. Bentham. I. Kant menentang prinsip Utilitarianisme ini dengan mengatakan bahwa yang baik tetap baik, yang jahat tetap jahat.[3]

Dalam pemahaman etika sebagai pengetahuan mengenai norma baik-buruk  dalam tindakan mempunyai persoalan yang luas. Etika yang demikian ini, mempersoalkan tindakan manusia yang dianggap baik yang harus dijalankan, dibedakan dengan tindakan buruk/jahat yang dianggap tidak manusiawi.[4]

Tujuan karya ilmiah ini, saya akan memaparkan tetang etika sebagai tingkah laku sosial, dengan mengarahkan tindakan manusia kepada tujuan hidup manusia sendiri. 

Tidak sekedar merenungkan kebenaran, tetapi menerapkan apa yang diketahui pada tingkah laku manusia sehingga manusia dapat bertindak benar secara moral. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline