Lihat ke Halaman Asli

Frater Milenial (ReSuPaG)

Seseorang yang suka belajar tentang berbagai hal

Misteri Allah Tritunggal

Diperbarui: 15 September 2021   08:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Allah Tritunggal (parokistpaulusdepok.org)

Wahyu Allah dan Pengkomunikasian Misi Keselamatan-Nya 

dalam Sejarah Manusia 

(Trinitas Economia)

 Misi Keselamatan Allah merupakan karya nyata dari Allah Yang Tunggal, yaitu: 

Bapa, Putera dan Roh Kudus 

(Trinitas Imanen)

Misteri Allah Trinitas dinyatakan tatkala Allah Bapa menunjukkan kemurahan dan kebesaran kasih-Nya kepada manusia dalam diri Putera-Nya, Yesus Kristus. Dia adalah Sang Putera Kekal yang menjelma untuk menyelamatkan manusia dari belenggu dosa dan memperbaharuinya dengan daya Roh Kudus. Misteri Allah Trinitas yang dinyatakan kepada manusia dalam diri Yesus Kristus dan kekuatan Roh Kudus ini tidak membuat kaum kristiani terpaku, diam-membisu, tetapi misteri sakramental yang memotivasi mereka untuk semakin beriman serta memuji keagungan dan kemuliaan-Nya.

Pengalaman iman tentang misteri Allah Trinitas ini akhirnya dirangkum dan dinyatakan dalam doa "Kemuliaan kepada Bapa, Putera dan Roh Kudus". Di dalam dan melalui doa ini tersingkap inti iman kristiani akan kehadiran nyata Allah Tritunggal. Pertama, melalui doa ini, kaum kristiani memberikan tanggapan iman atas cinta Allah yang dinyatakan dalam diri Putera-Nya berkat dan dalam kekuatan Roh Kudus. Kedua, melalui doa ini, kaum kristiani memanjatkan syukur atas inisiatif dan pergerakan cinta Allah Tritunggal Mahakudus yang mewahyukan dan mengkomunikasikan diri dan cinta-Nya kepada manusia. Di sini, Allah mengkomunikasikan cinta dan kerahiman-Nya dengan mengutus Putera-Nya untuk membebaskan dan menyelamatkan manusia dan mencurahkan Roh cinta-Nya ke dalam hati manusia. Ketiga, melalui doa ini juga, kaum kristiani bersyukur kepada Putera Tunggal Bapa yang menyingkapkan wajah Allah yang penuh cinta dan belas kasih serta bersyukur kepada Roh Kudus yang mendorong mereka dan semua manusia untuk mengakui Putera dan memungkinkan mereka menyapa Allah sebagai Abba, Bapa tercinta.

Keterlibatan kaum kristiani dan siapa pun yang beriman kepada Allah Trinitas bukanlah janji hampa untuk masa depan, sebab wujud keterlibatan itu sudah terealisasi dalam kehidupan saat ini dan kini, terutama tatkala pribadi-pribadi bersekutu dalam kekuatan iman dan cinta kepada-Nya. Kehadiran Allah Trinitas akan senantiasa dinyatakan apabila relasi persekutuan di antara Allah dengan manusia dan manusia dengan manusia dibangun di bumi fana ini dalam kekuatan cinta-Nya.

Iman kepada hakekat Allah yang Tritunggal tidak diperoleh dan tidak terbentuk dari doktrin spekulatif-filosofis tentang Allah, tetapi lahir dari Wahyu Allah sendiri dalam realitas historis-keselamatan: Allah mewahyukan diri-Nya sebagai Pencipta, Penebus, Pembaharu atau Pembawa rekonsisliasi bagi semua manusia. Allah mewahyukan diri-Nya sebagai Cinta. Karena kekuatan Cinta-Nya, Allah mengutus Putera-Nya yang Tunggal ke dunia demi keselamatan manusia (1Yoh 4:13). Allah yang adalah Cinta, dengan kebebasan-Nya yang absolut memperkenalkan diri-Nya sebagai Bapa, Putera dan Roh Kudus, serta membangun persekutuan dengan umat-Nya. Dengan cara demikian, misterisitas diri-Nya dikenal dan kedalaman cinta-Nya yang berdaya pembebasan dialami. Allah yang mewahyukan diri-Nya dan membangun persekutuan dengan manusia sangat mudah untuk didekati dan dipahami sebab Allah itu nyata dalam diri Yesus dari Nazaret.

Kunci untuk memahami Allah Tritunggal dan hakikat-Nya adalah memahami Wahyu Allah itu sendiri. Dengan mengenal Wahyu Allah, maka manusia akan memperoleh pemahaman yang benar tentang ciptaan bahwa Allah menciptakan segala sesuatu dengan kekuatan Sabda-Nya. Dengan menerima bahwa cinta berasal dari Allah, maka nyata bahwa tidak ada produksi penciptaan hanya dengan alasan ekstrinsik, melainkan semata-mata untuk cinta dan kebaikan-Nya. Manusia akan memperoleh gagasan yang benar tentang penebusan manusia yang terjadi melalui inkarnasi Putera dan pencurahan Roh Kudus. Sabda Cinta Allah yang menerima daging manusiawi adalah Sabda Bapa, berasal dari dan sehakikat dengan Bapa. Asal Sabda Cinta Allah adalah processo per modum intellectum (Sabda adalah Daya Allah, Kata Allah). Bapa dikenal melalui Sabda-Nya dan melalui alam ciptaan. Sabda Cinta Allah adalah Allah sendiri.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline