Lihat ke Halaman Asli

Frater Milenial (ReSuPaG)

Seseorang yang suka belajar tentang berbagai hal

Kasih Yesus Sebuah Harapan dan Cita-cita

Diperbarui: 22 November 2020   09:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Internet (mengetahuiyesus.joomla.com)

Valentinus adalah seorang laki-laki yang memiliki cacat fisik. Disekitar lingkungannya, ia menjadi bahan cemooh oleh teman-temannya. Ia selalu diperlakukan dengan tidak adil, dilukai, difitnah, bahkan dipojokkan oleh teman-temannya. Hatinya dilanda oleh kesedihan, kebencian, dan dendam. Ia merasa kehilangan harapan, karena tak ada satu orangpun yang mau membantunya dari persoalan-persoalan yang dihadapinya. 

Pada suatu malam, ia berdoa. Setelah selesai, ia melihat sebuah buku kecil yang sudah kusam. Ia membolak-balikkan lembar per lembar. Tiba-tiba, ia terperangah membaca sepenggal kalimat: Engkau harus mampu mengatakan dengan ikhlas, “Aku tidak menganggap siapapun sebagai musuhku, bahkan mereka yang paling membenci aku sekalipun, mereka yang menganiaya aku atau mereka yang hanya menginginkan kehancuranku. Aku selalu memandang mereka sebagai saudara dan saudariku.

Pada hari esoknya, ia berusah mewujudkan apa yang tertulis di dalam buku itu. Ia mencoba menyapa teman-temannya dengan ramah dan senyuman yang indah. Hatinya tidak lagi dilanda oleh kesedihan, kebencian dan rasa dendam, melainkan hati yang dipenuhi oleh kedamaian dan cinta.

Dalam kehidupan ini, hal yang paling sulit kita terima ialah jika diperlakukan hina, tidak adil, selalu diremehkan, dilukai, difitnah, dicurigai, dan dipojokkan dalam hidup bersama. Pengalaman yang dialami oleh Valentinus ini, mau memperlihatkan kepada kita bahwa doa menjadi dasar dari seluruh realitas hidup dan hanya Tuhanlah sang sumber pengharapan kita. 

Dia adalah satu-satunya kekuatan, tuntunan, dan pengharapan kita. Santo Paulus selalu menasehati orang-orang Kristen, agar tidak hidup seperti orang-orang yang tanpa harapan.

Doa: Dasar Pengharapan

Dalam doa yang dipanjatkan oleh Valentinus adalah suatu pengharapan dari Tuhan, agar ia mampu menerima dan mensyukuri segala kenyataan yang dihadapinya. Ia juga sangat berpegang kuat pada keyakinan bahwa hanya dalam Tuhanlah segala pengharapan yang dimohonkannya akan dapat terwujud. Pengharapan memang menjadi dasar dari setiap doa. 

Tanpa pengharapan, doa tidak lagi mempunyai makna. Maka, doa merupakan kekuatan yang paling utama dan paling dahsyat bagi kita sebagai umat beriman dalam menghayati hidup ini. 

Dari doa yang sempurna kita akan mampu memandang sesama dengan penuh kasih sehingga kita bisa hidup sebagai saudara yang penuh cinta kasih. Doa yang berbuahkan hidup sebagai saudara memampukan kita untuk membagikan buah-buah persaudaraan dan cinta kasih dalam memberikan bantuan dan penghiburan yang tulus kepada sesama kita. 

Doa menjadi sangat sentral sebagai dasar kehidupan kita untuk berharap kepada Tuhan. Kita sebagai umat beriman harus menempatkan peran Tuhan sebagai dasar pengharapan hidup kita dan berpegang kuat pada keyakinan bahwa hanya dalam Tuhanlah segala pengharapan kita. 

Makna yang terkandung dalam doa yang sejati adalah dapat menguatkan kita untuk tidak melarikan diri dari tantangan yang ada, tetapi berani menghadapinya berdasarkan semangat dan cita-cita hidup yang hendak kita perjuangkan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline