Lihat ke Halaman Asli

Pena ReSuPaG

"Jangan pernah ragu meniru penulis lain. Setiap seniman yang tengah mengasah keterampilannya membutuhkan model. Pada akhirnya, Anda akan menemukan gaya sendiri dan menanggalkan kulit penulis yang Anda tiru" (William Zinsser)

Hakekat dan Jenis-Jenis Pertobatan

Diperbarui: 27 November 2021   11:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hakekat Pertobatan (remakehidupan.com)

1. Hakekat Pertobatan

Tobat berarti berpaling dari dosa dan kembali kepada Allah melalui proses perubahan dalam hubungan dengan Tuhan. Ada transformasi moral religius dari yang jahat kepada yang baik dalam diri manusia. Pertobatan membutuhkan sikap penyerahan budi yang berdosa, berpaling dari kebijaksanaan manusiawi yang salah kepada Tuhan dan kerajaan-Nya. Artinya, bahwa pertobatan adalah hidup intim bersama dan dalam Tuhan, Dia yang mengatur kehidupan manusia melalui perintah-perintah-Nya. Pertobatan juga merupakan suatu tindakan sakramental Gereja. Artinya, tindakan pertobatan mengandaikan adanya perukunan kembali manusia dengan Tuhan dan sekaligus dengan komunitasnya.

Josef Fuchs dalam bukunya, Sin and Convertion: Introduction to Christian Ethics, melihat pertobatan sebagai suatu perubahan menyeluruh dari pribadi manusia sebab manusia pada dasarnya adalah pendosa. Tekanannya ada pada pribadi manusia (dimensi personal). Maka, bertobat berarti mengubah seluruh arah dan tujuan hidup seorang manusia, suatu perubahan yang total-menyeluruh dari optio fundamental seorang sebagai pertobatan. Perubahan optio fundamental harus terarah dan tertuju pada perbaikan keadaan hati dan hidup seseorang.

Pertobatan bukan hanya menuntut perubahan fundamental personal manusia, tetapi juga pertobatan itu merupakan buah kerjasama antar-manusia dan Tuhan. Dalam pertobatan, Tuhan bertindak sebagai Tuhan dan manusia bertindak sebagai manusia yang berdosa. Dari pihak manusia, dituntut penyesalan, pengakuan, dan pemenuhan ilahi. Penyesalan akan keberdosaan mengandaikan adanya sikap kerendahan hati di hadapan Tuhan (membutuhkan rahmat-Nya) dan sesama. Pertobatan dalam kekristenan mengandung unsur panggilan Tuhan dan tanggapan manusia. Sebagai tanggapan, di dalamnya manusia mengakui diri sebagai pendosa yang kehilangan rahmat sekaligus sebagai jawaban atas undangan Allah untuk menggapai rahmat pengudusan.

B. Haring dalam bukunya, Free and Faithful in Christ berpendapat bahwa jantung pertobatan kristiani adalah iman akan Yesus Kristus. Dia menjadi sumber pengharapan, jalan dan kebenaran. Pertobatan merupakan kelahiran kembali dalam hidup baru (kepenuhan hidup dalam Yesus Kristus). Oleh karena itu, titik pertobatan kristiani selalu ada dan berpusat pada Yesus Kristus. Kristus merupakan titik utamannya. Maka pertobatan mengandaikan adanya keinginan mendalam dan membara untuk mengenal-Nya dan mengikuti-Nya sebagai Tuhan dan Penyelamat

2. Jenis-jenis Pertobatan

Pertobatan terus menerus dianggap sebagai pematangan kesadaran moral dan sebagai pembentukan opsi fundamental positif. Pertobatan terus menerus ini dapat diwujudkan pada lapisan intelektual, moral, dan religius. Pada hakekatnya, ketiga jenis pertobatan itu saling berkaitan dan berpengaruh dalam pertobatan orang-orang kristen.

2.1 Pertobatan Intelektual

Pertobatan intelektual adalah suatu penjelasan yang mendalam tentang suatu kenyataan. Pertobatan intelektual ini merupakan perubahan atau kesadaran kembali akan kenyataan yang sebenarnya dengan bantuan pengertian manusia. Pertobatan ini merupakan proses yang berkesinambungan dan berkembang, yang melibatkan penjungkirbalikan dari apa yang tampaknya begitu kepada kenyataan yang sebenarnya. Pertobatan ini berusaha mencari kenyataan yang sebenarnya dan sesungguhnya. Pertobatan ini pada hakekatnya adalah perubahan intelektual. Perubahan ini membuka suatu dunia baru pengetahuan, suatu intuisi; bukan hanya kenyataan lahiriah dan duniawi, melainkan kenyataan batiniah dan rohaniah. Pertobatan ini menambahkan kearifan dan kebijaksanaan hidup. Pertobatan ini ditandai dengan suatu peralihan terus menerus dari rangkaian idiologi, pengertian salah dan gambaran palsu mengenai Tuhan kepada lukisan Tuhan yang sesungguhnya seperti yang diwahyukan oleh Yesus Kristus.

2.2 Pertobatan Moral

Pertobatan moral yang dimaksud adalah suatu pertobatan yang memperkembangkan sang subyek dari transendensi diri yang bersifat pengetahuan kepada suatu transendensi moral yang mencakup dunia akal budi dan dunia tindakan nyata. Dalam pertobatan ini subyek tidak hanya mengetahui kenyataan tetapi lebih merupakan transformasi diri batiniah dengan melakukan apa yang diketahui sebagai kebenaran.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline