Lihat ke Halaman Asli

Pena ReSuPaG

"Jangan pernah ragu meniru penulis lain. Setiap seniman yang tengah mengasah keterampilannya membutuhkan model. Pada akhirnya, Anda akan menemukan gaya sendiri dan menanggalkan kulit penulis yang Anda tiru" (William Zinsser)

Apa Itu Arti "Kekudusan"?

Diperbarui: 20 November 2021   21:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kata Kudus (lektur.id)

        Kata benda "kekudusan" diturunkan dari kata "kudus", yaitu kata sifat untuk menjelaskan karakter ilahi. Kudus berarti bersih, murni dan keramat. Dalam lingkup religius, kekudusan berarti bebas dari dosa atau kenajisan.

Apabila ditelusuri asal usul etimologisnya, kekudusan (kudus) diturunkan dari akar kata Latin, sacer-cra-crum yang berarti suci dan bersih. Berakar dari asal kata ini, maka disimpulkan bahwa kata "kudus" sinonim dengan suci.

Dalam bahasa Yunani, ada dua kata yang dipergunakan untuk menerjemahkan kata kudus, yaitu heiros (Ilahi) dan hagios (mendahsyatkan). Dalam Septuaginta, kata hagios digunakan untuk menerjemahkan kata Ibrani, kados. Kados merupakan bentukan dari kata kerja qadash (menyucikan), kata sifat qados dan kata benda qodes.

Dalam lingkup Ibrani, kata qadash (menyucikan) dihubungkan secara rekat dengan kata khadash (bersinar). Kata Qadash diturunkan dari akar kata qad yang artinya memotong. Bentuk kata kerja = qadash (menyucikan), kata sifat = qados dan kata benda = qodes, maka menjadi kata kados yang mengungkapkan arti yang sangat mendalam, yaitu "sesuatu yang disisihkan, atau dipisahkan dari dunia untuk Allah".

Dengan demikian, kata kados juga serentak mengungkapkan keterpisahan antara Allah dalam kedudukan-Nya yang istimewa dengan manusia dan kesatuan-Nya (persekutuan) dengan manusia ciptaan-Nya. Apabila kata kados diterjemahkan dengan kata "kudus", maka maksud yang terkandung di dalamnya adalah "pemisahan antara kedudukan Allah yang kudus dengan hidup duniawi yang harus dikuduskan melalui kualitas rohani, etika serta moral yang berlandaskan pada hubungan dengan Allah sendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline