1. Latar Belakang Ensiklik Deus Caritas Est
Paus Benediktus XVI memandang bahwa dunia dewasa ini sedang dilanda krisis iman yang mendalam. Krisis ini berakar pada penyangkalan kebenaran akan Allah yang didasarkan pada krisis kristologis. Kristus tidak diimani secara benar dan dikenali secara salah. Pribadi Yesus disamakan dengan tokoh-tokoh moral atau politik yang hanya memberikan pencerahan, bukan sebagai pusat dan dasar kehidupan umat kristiani. Ajaran Yesus hanya diterima sebagai gambaran ideal bagi upaya pembebasan, dibentuk demi kepentingan pribadi. Krisis iman yang demikian membuat manusia tidak mampu menemukan jati dirinya sebagai citra Allah di dunia. Akibatnya sesama dipandang sebagai sarana yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan pribadi.
Paus juga menyoroti perkembangan pemikiran relativisme, positivisme, fundamentalisme dan nihilisme. Pemikiran-pemikiran ini melahirkan religiositas yang tidak tepat, sikap menyalahkan Allah, budaya konsumtif, menutup mata pada ketidakadilan, penyangkalan akan realitas transendental dan gagasan metafisik, dan pemisahan antara yang jasmani dan rohani.
Paus juga melihat bahwa kehidupan zaman ini diliputi oleh kesenjangan, ketidakadilan, konflik dan perang. Manusia lebih menekankan ego dan kepentingan pribadi. Hal ini menyebabkan manusia memalingkan diri dari sesama dan buta terhadap kehadiran Allah. Menurutnya akar dari semua permasalahan tersebut adalah pemahaman yang tidak tepat akan perintah kasih (Mrk 12:30-31). Pemahaman yang tidak tepat akan kasih mempengaruhi pemahaman dan pengenalan akan Allah.
Bertolak dari krisis yang ditemui dalam realitas kehidupan zaman ini, Paus menilai bahwa perintah kasih menjadi inti kehidupan orang beriman. Perintah kasih memampukan setiap umat beriman kristiani untuk menyatukan seluruh kehidupannya dengan Allah dan sesama. Paus mengungkapkan bahwa barangsiapa tidak mengasihi Allah dan menjauhkan diri dari Allah akan buta dan memalingkan diri dari sesama. Maka kasih Kristiani menjadi perintah yang pertama dan utama dalam kehidupan kristiani. Kasih Kristiani senantiasa hidup dalam setiap orang beriman kristiani. Dengan demikian, untuk mewujudkan itu semua Paus menerbitkan Ensiklik Deus Caritas Est.
2. Tujuan dan Alamat Ensiklik Deus Caritas Est
Paus Benediktus XVI dalam Deus Caritas Est menyampaikan ajaran yang berakar pada realitas sosial. Paus bermaksud menjernihkan beberapa pokok tentang misteri kasih dan menciptakan gambaran Allah yang benar, yakni Allah adalah kasih. Paus juga ingin menunjukkan intrinstik kasih Allah dengan realitas kasih kristiani dan mengajak umat beriman untuk kembali membangun keutuhan kehidupan di dunia. Sebab realitas kehidupan manusia di dunia saat ini seringkali menggambarkan Allah sebagai yang melakukan balas dendam, kebencian dan kekerasan.
Dokumen Deus Caritas Est dialamatkan kepada semua umat beriman, yaitu para uskup, para imam, para diakon, para pengemban hidup bakti yang mendasarkan hidupnya pada kasih Allah. Melalui ensiklik ini, Paus berbicara kepada semua anggota Gereja untuk menghidupi iman akan Yesus Kristus sebagai sumber kasih. Kasih itu mendorong Gereja untuk berbuat kasih kepada sesamanya terutama melalui karya-karya karitatif Gereja.
3. Isi Ringkas Ensiklik Deus Caritas Est
Paus Benediktus XVI menguraikan isi ensiklik Deus Caritas Est dalam empat bagian. Setiap bagiannya diberikan penegasan-penegasan tentang kasih. Kasih sebagai bagian dari diri manusia pertama-tama dipahami secara baru yang selanjutnya diaktualisasikan dalam hidup harian orang kristiani. Paus mengawali pengajarannya dengan sebuah pengantar yang melukiskan kepercayaan kepada Allah sebagai buah dari perjumpaan dengan Yesus Kristus. Pada bagian ini, Paus Benediktus XVI juga menyatakan maksud dikeluarkannya ensiklik tersebut.
Bagian pertama ensiklik Deus Caritas Est diberi judul, "Kesatuan Kasih dalam Tata Penciptaan dan Sejarah Keselamatan". Pada bagian ini dijelaskan mengenai cakupan semantik arti dari kata cinta. Menurutnya banyak pengertian tentang cinta berdasarkan berbagai pemahaman. Akan tetapi dari berbagai pemahaman akan cinta, banyak orang seringkali memberikan perhatian pada cinta pria dan wanita.