[caption id="attachment_209263" align="aligncenter" width="448" caption="Penghargaan Petugas Damkar| sumber foto:beritajakarta com"][/caption] Pasti kita pernah menemukan mobil besar berisi air lalu lalang di jalan dengan diringi bunyi sirine pertanda keadaan darurat dan meminta pengendara lain untuk memberi jalan. Ya..dia adalah mobil si pemadam kebakaran yang selalu siaga bagi yang membutuhkannya. Petugas pemadam kebakaran adalah pahlawan yang patut kita acungkan jempol, karena dalam bertugas sering kali jiwa dan raganya menjadi taruhan. Berbagai kendala dan rintangan kerap menjadi teman dalam tugas mereka, seperti medan yang sulit di tempuh, kemacetan, lokasi kebakaran yang berada di gang yang sempit, dan yang lebih susah adalah jika harus menyelamatkan korban yang telah terkepung oleh api, demi tugas dan tanggung jawabnya mereka seolah lupa akan keselamatan pribadinya. Mereka memiliki motto yang menjadi pengingat disaat tugas datang, "Pantang Pulang Sebelum Padam, Walau Nyawa Taruhannya". Ya itulah motto mereka. Itu pula motto yang selalu dipegang Suparman (50) saat bertugas mengatasi si jago merah. Sedikit kisah dan pengalamannya menjadi Petugas DAMKAR.
Suparman masih ingat betul peristiwa yang menyebabkan jari tangannya harus diamputasi. Saat bertugas di tahun 1996, ia tidak ingat bulan dan tanggal kejadiannya. Yang diingat saat itu Suparman sedang piket di Kantor Sudin Damkar Jakarta Timur Pukul 23.00 WIB, telepon berdering, ternyata ada kebakaran di Jalan Pemuda," kata Suparman" yang mengenakan pakaian dinas lengkap. Suparman bersama teman-temannya langsung bergegas menuju lokasi kejadian. Gumpalan asap sudah membumbung tinggi saat itu. Api telah menghanguskan puluhan rumah di empat RT. Suparman dengan sigap menurunkan selang air menuju titik api. Saat itu suasana tidak terkendali karena banyak warga yang mengungsi. Sebagian meminta petugas menyiram rumah mereka agar api tidak merambat. Suparman lalu maju menuju titik api, banyaknya warga membuat posisi selang tidak sempurna. Saat posisi selang belum sempurna, ternyata air berkekuatan 7 bar sudah mengalir. Aliran air yang begitu kencang dan posisi selang yang tidak sempurna membuat tangan Suparman terlilit. Dia lalu menyadari jarinya langsung terputus saat itu. Keempat jari lainnya juga tidak bisa digerakkan. Suparman yang sudah 26 tahun mengabdi menjadi petugas Damkar berteriak meminta tolong. Untunglah suara Suparman terdengar teman-temannya. "Saya langsung dibawa ke mobil Damkar khusus untuk korban luka. Saya juga masih menemukan jari saya yang terputus," kata Suparman. Musibah yang dialami Suparman tidak hanya sekali dirasakan. Pernah saat peristiwa kebakaran di kawasan Cakung, dipukul warga dengan kayu karena dinilai lambat dalam bertugas. Padahal lokasi tersebut sulit dijangkau. Lain peristiwa, hidung Suparman robek hingga mengeluarkan banyak darah karena kejeblos kedalam parit. "Saya tidak lihat, waktu itu gelap sekali," ucapnya sambil tersenyum. Suparman mengatakan petugas Damkar banyak mengalami penolakan dari warga. Banyak yang mengatakan petugas lambat ke lokasi. Namun, dia tetap bertugas seperti biasa untuk keselamatan warga. Kita terima saja kondisinya memang serba sulit, tuturnya. Sumber
Pekerjaan yang banyak resiko ini sudah seharusnya mendapat perhatian dari pemerintah setempat, sebagai bentuk apresiasi warga terhadap kinerja para petugas pemadam kebakaran ini pun harus kita beri penghargaan atas besarnya jasa dan kerja keras dari pahlawan berbaju biru ini. Seperti yang Pak Fauzi Bowo lakukan baru-baru ini, beliau memberikan penghargaan kepada 12 petugas pemadam kebakaran di wilayah DKI Jakarta yang rela mempertaruhkan nyawanya demi tanggung jawab dan profesionalisme dalam bekerja. Sumber Termasuk Suparman merupakan salah satu petugas yang mendapatkan penghargaan Gubernur DKI Jakarta. Ia merupakan satu dari sekian petugas yang mendapatkan kecelakaan saat bertugas. Jari telunjuk kirinya terputus, sementara empat jari lainnya tidak dapat digerakkan alias tak berfungsi lagi. Saat Fauzi Bowo memanggil namanya, Suparman langsung bersiap menerima penghargaan. Teman-teman sejawatnya langsung bertepuk tangan tanda mendukung Suparman. "Saya berterima kasih atas penghargaan ini," kata Suparman. Mengenai kesehatan, Suparman mengatakan kini petugas Damkar mendapatkan Jaminan Perawatan Kesehatan sebesar Rp 50 juta setahun. Dana itu digunakan untuk dirinya dan keluarganya. sumber Apa yang dilakukan oleh Pak Fauzi Bowo adalah bentuk kepedulian kinerja terhadap para petugas pemadam kebakaran ini, karena tugas yang mereka emban sangat berat dan beresiko. Meskipun Pak Fauzi Bowo menilai usaha mereka belum optimal, beliau bertekad untuk memperbaiki kinerja prosedur maupun peralatannya. Tantangan besar lain adalah banyaknya warga yang belum mengerti betul manfaat dan kegunaan instalasi listrik sesuai standar yang selama ini dianggap menjadi salah satu faktor penyebab kebakaran. Sumber Untuk membantu menekan banyaknya jumlah kebakaran yang akhir-akhir ini terjadi, peran kita sebagai masyarakat juga harus saling mendukung untuk bekerja sama dalam meminimalisir terjadinya kebakaran. Modal utama pemadam kebakaran ialah Sumber Daya Manusia yang berkualitas dikombinasikan dengan peralatan canggih, sehingga akan mampu mencegah dan menanggulangi musibah kebakaran. Berbanggalah menjadi bagian dari pemadam kebakaran, karena saat ini masih banyak yang bersedia bergabung untuk menjadi tenaga Pemadam Kebakaran, ini merupakan wujud kepedulian terhadap sesama.***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H