Lihat ke Halaman Asli

Rendy ZubhanRamadhani

Kepala Markom UEU

Mengapa Hari AIDS Sedunia Penting

Diperbarui: 30 November 2023   06:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://lib.ub.ac.id/news/hari-aids-sedunia-2022-equalize/

Hari AIDS Sedunia 2023

Hari AIDS Sedunia diperingati pada tanggal 1 Desember setiap tahunnya. Pada tahun ini merupakan Hari AIDS Sedunia ke-35, sejak pertama kali diadakan pada tahun 1988. Adapun tema Hari AIDS Sedunia tahun ini adalah "Let Communities Lead," yang artinya "Biarkan masyarakat yang memimpin".

Lantas mengapa Hari AIDS Sedunia perlu diperingati, dan kenapa tema tersebut yang dipilih, serta bagaimana sejarahnya dan apa bahaya panyakit AIDS pada manusia.

Berikut ini rangkuman hasil perbincangan dengan Prof. Maksum Radji, Guru besar Mikrobiologi, Prodi Farmasi FIKES, Universitas Esa Unggul Jakarta.

Menurut Prof. Maksum, Hari AIDS Sedunia ini diperingati setiap tahunnya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang HIV dan AIDS serta memberikan perhatian pada orang yang terkena dampak epidemi AIDS ini. Selain itu, peringatan hari AIDS sedunia ini juga sebagai pengingat perjuangan dunia kesehatan dalam menanggulangi berbagai stigma terkait HIV-AIDS dan menekankan pentingnya komitmen kita untuk mengakhiri epidemi HIV.

"Sebuah laporan terbaru yang diluncurkan pada tanggal 28 November 2023 oleh UNAIDS, Let Communities Lead , menunjukkan bahwa AIDS dapat diakhiri sebagai ancaman kesehatan masyarakat pada tahun 2030, namun eliminasi AIDS ini hanya bias dicapai jika masyarakat yang berada di garis depan mendapatkan dukungan penuh yang mereka perlukan baik dari pemerintah maupun dari prganisasi masyarakat lainnya.  Adapun makna dari tema hari AIDS sedunia tahun ini adalah dunia dapat mengakhiri AIDS, dengan komunitas yang memimpin. Masyarakat yang hidup dengan berisiko terkena dampak HIV adalah garis depan kemajuan dalam penanggulangan HIV-AIDS. Komunitas yang hidup dengan AIDS berfungsi sebagai penghubung utama antara orang-orang yang berisiko, dengan layanan kesehatan. Selain itu, komunitas juga berperan membangun kepercayaan masyarakat, berinovasi dan terus menjadi pemantau, sekaligus meningkatkan kepedulian dan kerjasama seluruh pemangku kepentingan guna berkontribusi dalam upaya pencegahan HIV-AIDS", ungkapnya.

Epidemiologi AIDS

Melansir laporan Let Communities Lead, UNAIDS Prof. Maksum menyebutkan bahwa pada tahun 2022 terdapat sekitar 39 juta orang hidup dengan HIV di seluruh dunia, sekitar 1.3 juta orang kasus baru terinfeksi HIV, dan lebih dari 630 ribu orang meninggal akibat HIV-AIDS.

"Program PBB untuk HIV/AIDS (UNAIDS) menargetkan bahwa dunia dapat mengakhiri epidemi HIV-AIDS sebagai ancaman kesehatan masyarakat pada tahun 2030. Program ini dikenal dengan three zero, yaitu zero infeksi baru HIV, zero kematian akibat AIDS, zero diskriminasi terhadap orang dengan HIV-AIDS (ODHA). Target three zero HIV-AIDS ini dapat dicapai hanya jika masyarakat berkomitmen dan berperan serta secara aktif bersama para pemangku kepentingan lainnya dalam mengatasi hambatan-hambatan upaya pemberantasan HIV-AIDS. Peran pemerintah dan unit-unit pelayanan kesehatan publik serta tokoh masyarakat perlu terus ditingkatkan guna membangun kepercayaan masyarakat, serta memantau implementasi kebijakan dan menjaga akuntabilitas penyedia layanan", jelasnya.

Prof. Maksum menambahkan bahwa menurut data Kementerian Kesehatan RI, kasus HIV di Indonesia meningkat pada tahun 2023 ini. Dilaporkan bahwa jumlah ibu rumah tangga yang terinfeksi HIV mencapai 35 persen. Angka ini lebih tinggi dibandingkan kasus HIV pada kelompok lainnya seperti pekerja seks dan kelompok MSM (man sex with man).

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline