Lima mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI) membuat sebuah inovasi pet litter box atau kotak kotoran hewan peliharaan, yaitu Photo-Cat-Litter. Inovasi pet litter box tersebut digagas oleh Tim 01 kelas Fotokatalis sebagai wujud kepedulian mahasiswa UI terhadap peningkatan minat masyarakat dalam merawat kesehatan hewan peliharaan seperti kucing dan anjing, namun memiliki keterbatasan waktu dalam menjaga kebersihan karena kurang efektifnya pet litter box yang selama ini ada di pasaran. Tim tersebut beranggotakan Ryan Rafi Rustamadji (Program Studi Teknik Kimia, 2019), Alif Syafiq Zaahir Zaidan Hartono (Program Studi Teknik Kimia, 2020), Michael (Program Studi Teknik Kimia, 2020), Rendy Hasiolan Nainggolan (Program Studi Teknik Kimia, 2020), dan Thufail Zuldiena Ramadhani (Program Studi Teknik Kimia, 2021) dibimbing dosen Program Studi Teknik Kimia FTUI, Prof. Dr. Ir. Slamet, M.T.
Inovasi Photo-Cat-Litter dibuat dengan teknologi fotokatalis, dimana dengan bantuan sinar UV ataupun sinar matahari dapat mendegradasi senyawa penyebab bau yakni ammonia (NH₃) dengan sangat cepat. Nama Photo-Cat-Litter berasal dari kata "photo" untuk "cahaya", "cat" untuk "kucing", dan "litter" untuk kotoran hewan peliharaan, yang diharapkan dapat memberikan kesan yang praktis dan efisien dalam mengurangi aroma bau pada wadah/pet litter box hewan peliharaan kesayangan anda.
Melalui inovasi ini, tim Photo-Cat-Litter juga memiliki misi mengajak masyarakat untuk lebih memiliki kepedulian dan menaruh perhatian terhadap kesehatan hewan peliharaan dengan cara menggunakan pet litter box yang mampu secara swabersih menghilangkan senyawa penyebab aroma berbau. Lingkungan yang bersih, berdampak pada kesehatan kucing serta kesehatan pemelihara hewan tersebut.
Photo-Cat-Litter menggunakan bahan fotokatalis berupa TiO₂, serta zeolite yang umumnya merupakan jenis pasir yang digunakan pada pet litter box. Selain itu, Photo-Cat-Litter juga diperlengkapi oleh lampu sinar UV yang sudah terdapat dalam satu perangkat. Sehingga selain praktis, Photo-Cat-Litter dapat digunakan baik indoor maupun outdoor.
Inovasi Photo-Cat-Litter dilatarbelakangi oleh data hasil Riset Statistik (Good Stats) Tahun 2022 yang menyatakan bahwa proporsi terbesar hewan peliharaan di Indonesia pada berbagai rentang usia yakni kucing pada nilai rentang 54% hingga 73%. Hal ini juga didukung pada hasil survey pribadi dari 100 responden yang menyebutkan keluhan mengenai aroma tidak sedap pada pet litter box hewan peliharaan terutama untuk penggunaan indoor.
"Kesadaran masyarakat terkait kesehatan hewan peliharaan dan kebersihan pet litter box penting untuk ditingkatkan, mengingat pet litter box yang bersih sangat berkorelasi terhadap kesehatan hewan peliharaannya" ujar Ryan selaku ketua tim. Michael menambahkan bahwa berbagai inovasi, baik pada pasir maupun perangkat pet litter box, telah dilakukan beberapa produsen dalam meningkatkan keefektifan penyerapan air seni hewan peliharaan. Salah satu contoh adalah pasir berupa pet tofu yang terbuat dari ampas kedelai memiliki kemampuan menyerap air seni hewan peliharaan. Namun, inovasi ini memiliki kekurangan, salah satunya karena hanya mampu menyerap saja namun tidak bisa menghilangkan bau. Selain itu, pasir pet tofu tersebut hanya bisa digunakan sekali saja lalu dibuang, begitu juga dengan harga yang relatif lebih mahal dari pasir yang sudah ada di pasaran, sehingga penggunaannya sangat terbatas, boros dan kurang efektif.
Sebagai gambaran prototipe, Tim-01 telah mendesain ilustrasi dimana seperangkat pet litter box dilengkapi oleh 4 buah lampu UV, 1 buah sensor IR, 1 buah kabel, dan perangkat elektrikal. Sensor IR dipergunakan agar sinar UV hanya menyala ketika sedang tidak ada kucing di dalam box, sedangkan ketika ada kucing, maka sensor otomatis memberikan informasi ke perangkat agar lampu UV mati terlebih dahulu sehingga kinerja Photo-Cat-Litter tidak mengganggu aktivitas dari si kucing.
Dalam penerapannya, Photo-Cat-Litter dapat dijual terpisah antara box dan pasirnya. Box cukup dapat dibeli sekali, sedangkan pasir dapat dibeli terpisah sebagai isi ulang. Penggunaan pasir pun dapat digunakan berulang kali, cukup dengan dijemur, sehingga produk yang dihasilkan lebih berkelanjutan. Jika ingin digunakan outdoor, alat ini bisa digunakan secara praktis tanpa menggunakan listrik, karena pasir TiO₂/zeolite juga dapat bekerja hanya dengan sinar matahari. Hal ini telah dibuktikan dari uji di laboratorium dimana kemampuan degradasi ammonia dari TiO₂/Zeolite dengan menggunakan lampu UV yakni sebesar 97,26% degradasi dalam waktu 3 jam. Angka tersebut berarti terbukti mampu mengurangi kadar ammonia dari 550 ppm menjadi 14,97 ppm dalam waktu 3 jam, dimana ambang batas yang dianjurkan oleh OSHA yakni 50 ppm untuk ammonia sudah tidak tercium lagi oleh indera manusia. Sedangkan untuk TiO₂/Zeolite dengan sinar matahari mampu mendegradasi ammonia yakni sebesar 82,31% dalam waktu 3 jam. Angka tersebut berarti terbukti mampu mengurangi kadar ammonia dari 550 ppm menjadi 98,57 ppm dalam waktu 3 jam. Angka konsentrasi ammonia sebesar 550 ppm digunakan sebagai model karena kandungan ammonia dalam air seni kucing berada pada rentang sekitar 500 - 1000 ppm.