Lihat ke Halaman Asli

Curahan Hati Calon Menantu Terhadap Mertuanya, Mengharukan !!!

Diperbarui: 18 Oktober 2015   06:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

Kepada Calon Ibu Mertuaku, dari Gadis yang Nantinya Akan Mendampingi Putramu. (inspirasi kisah nyata)

Ibu sebentar lagi anakmu akan bertambah satu. Bukan karena Ibu akan melahirkan untuk kesekian kalinya, namun karena putra ibu yang sudah dewasa akan segera mempesunting seorang wanita.

“Aku bersyukur bahwa wanita itu adalah aku. Akulah yang akan menjadi anak ibu yang baru”
“Terima kasih, ibu. Karena ibu sudah mempercayakan putramu kepadaku”.
“Terima Kasih, Karena sudah merawat dan membesarkanya dari kecil hingga dewasa”.
“kini giliranku yang akan mendampinginya. Terima kasih, Bu, telah merelakanya”.

Aku tidak akan bisa menyaingimu sebagai wanita. Penerimaanmu padaku adalah anugerah yang tak terkira.

Ibu, terima kasih karena mau membuka hati dan menerimaku ke dalam lingkar keluargamu. Tahukah ibu betapa jantungku berdegup kegirangan ketika ibu mau menyambutku dengan tangan terbuka? Ya, aku tak pernah mengira jika tanggapan ibu kepadaku akan begitu hangatnya. Apalagi karena aku gadis yang biasa biasa saja.

Aku ingat ketika kali pertama aku diajak berkunjung ke rumah ibu pada 07 januari 2014. Aku gugup luar biasa, takut jika nantinya ibu menolakku. Namun nyatanya ketakutan hanya ada dalam lingkar kepalaku saja.

Saat pertama kali ku tiba di terminal aku di jemput bapak dan anak kesayanganmu, ketika itu hatiku sangat berdegup tetapi setelah tiba ternyata ibu begitu hangatnya menyambutku dengan tangan terbuka. Ibulah yang membuka obrolan, memahamiku yang saat itu sedang dilanda kegugupan.

Di kunjungan berikutnya walaupun tidak ditemani anak kesayanganmu, ibu tak pernah alpha untuk duduk bersamaku. Bahkan dengan repotnya ibu menawariku sebuh perhiasan yang ku tak menyangka juga akan digunakan ketika lamaranku dengan anakmu. Ibu begitu repotnya membuatkanku bermacam macam makanan untuk kubawa pulang walaupun saat itu ibu dalam keadaan sakit.

“sekali lagi terima kasih Bu, sudah mau menerima gadis biasa saja seperti aku masuk ke dalan lingkar keluargamu”

Aku memang gadis biasa-biasa saja. Terima kasih, Bu karena sudah percaya bahwa cinta lebih bernilai dibandingkn keluarga dan rupa.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline