Pertanyaan ini mungkin sudah lumrah bagi sebagian organisasi kemahasiswaan yang ada di Indonesia. dan sebagian organisasi kemahasiswaan itu sudah menganggap bahwa filosofi yang namanya tidak asing lagi bagi para penuntut ilmu. Berpatokan pada dalil yang ada dalam Al-Quran surat Yunus ayat 40 yang artinya kurang lebih seperti ini: "bahwa nabi itu diutus sesuai dengan bahasa kaumnya" dan ada dalam ayat lain yang mengatakan: bahwa nabi itu ada yang Kami ceritakan dan ada yang tidak Kami ceritakan" Nah dari kedua ayat itu mereka mengambil kesimpulan bahwa Aristoteles itu adalah seorang nabi, karena selama hidupnya Aritoteles selalu mengajarkan kebaikan dan mengakui adanya satu Tuhan.Dalam ajaran yang diajarkan oleh Aristoteles ada yang namanya teori Causa Prima yaitu suatu ajaran yang menjelaskan bahwa ada sebuah kekuasaan yang paling agung/tertinggi di balik semua dewa-dewa.Apakah pendapat ini bisa kita percayai atau tidak, atau apakah pendapat ini benar atau tidak. untuk membuktikan nya tentu kita harus menguji dahulu peryataan tersebut dengan beberapa keriteria sebagai berikut: 1. Setiap Nabi dan Rasul itu diutus ke muka bumi ini pasti mempunya ciri khas, yaitu membawa doktrin atau ajaran aqidah bahwa tiada tuhan selain Allah, sedangkan teori Causa Prima sama sekali tidak memberikan informasi sosok tuhan. 2. Setiap Nabi dan Rasul yang diutus selalu menyatakan diri sebagai utusan Tuhan, dan bahwa dirinya adalah Nabi, bukan ahli fikir, bukan cendikiawan dan lainnya. dia adalah orang yang menerima informasi dari Tuhan yaitu Wahyu dari Allah. 3. Setiap Nabi atau Rasul yang diutus tentu dibekali dengan yang namanya Mu'jizat dan hampir semua nabi yang diutus sebelum Nabi Besar Muhammad SAW punya mu'jizat, dimana mu'jizat ini merupakan suatu keistimewaan yang dimiliki seoarng nabi yang menyalahi sunnatullah yang luar dari kebiasaan, seperti belanya lautan, tongkat jadi ular, menghidupkan orang mati. Lalu apakah Aristoteles mempunyai Mu'jizat? 4. tiap agama yang diturunkan oleh Allah atau setiap agama yang disebut agama samawi tentu mempunyai kitab suci, dimana di dalam kita suci itu memuat kisah-kisah nabi zaman dahulu. akan tetapi di dalam keempat kitab suci baik Al-Quran, Injil, Taurat, dan Zabur, sedikitpun tidak ada yang menyinggung nama besar Aristoteles, jangan kan nama ciri maupun kisahnya pun tidak ada. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa ARISTOTELES itu bukanlah seorang nabi yang disangkakan sebagian orang karena dalam sejarah dia hanyalah seorang filosofi semata, tidak punya mu'jizat, tidak punya kitab suci, tidak punya ummat yang menjalankan syariaatnyaAristoteles sama sekali tidak mengenal nama Tuhannya sampai akhir hayatnya. Tuhan aristoteles adalah tuhan para filusuf bukan Tuhannya para Nabi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H