Lihat ke Halaman Asli

[Social Media] Ketika Sharing menjadi Resiko Keamanan

Diperbarui: 26 Juni 2015   04:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa waktu yang lalu, seorang teman mendatangi saya dengan panik.  Isi percakapan saat itu kira-kira begini :


  • Teman : Ren, bantuin gw dong, gw lagi ada masalah sama hacker nih. gw takut ntar online banking gw diapa2in.
  • Saya    : hmm ? memangnya ada masalah apa ? kok bisa kenal sama hacker ?
  • Teman : awalnya dia ngeadd facebook saya, terus dy sok akrab gt...pas aku ga tanggepin, dia tiba2 ngancam. ngaku sebagai hacker gitu.
  • Saya   : hahaha kynya jaman sekarang smua orang ngaku hacker yah...udah, ga usah terlalu diperhatiin...yang penting inget password FB dan password email dibedain. jgn klik link aneh2. cek bener2 alamat FB pas login. pasti aman kok.
  • Teman : tapi dia beneran ! td dia bilang dy bisa hack website Polisi, dy bahkan tau nomer polisi mobilku, tahun belinya dan modelnya. klo ga hacker beneran gimana bisa ?
  • Saya     : informasi kaya gitu sih ga sulit dicari...


Benarkah informasi2 tidak terduga seperti itu gampang dicari dan ditemukan ?

Sayangnya, ya. informasi seperti itu mudah sekali didapatkan. dalam kelanjutan percakapan diatas, teman saya "menantang" saya mencari informasi serupa. dan hasil penyelidikan sepanjang 30 menit itu menghasilkan banyak hal yang bahkan teman saya tadi tidak ingat sebelum saya ingatkan.

Bagaimana caranya ?

semua ini sebenarnya bermula dari budaya "gaul". dimana orang2 seakan2 berusaha menunjukan "eksistensi"nya melalui berbagai media online. mulai dari Facebook, twitter, blog, foursquare dan lain-lain. informasi tersebut datang dalam potongan2 kecil. tapi jika dikombinasikan, bisa menghasilkan profil sosial yang cukup (bahkan pada beberapa kasus, sangat) lengkap. Buka facebook seseorang, dari pilihan nickname, link2 yang dicantumkan, email, nama lengkap...semuanya bisa dimanfaatkan untuk mencari informasi tentang orang tersebut. Informasi tersebut dishare orang-orang tadi dengan sukarela, namun beberapa saat kemudian dilupakan begitu saja dan bisa menjadi sumber informasi yang sangat lengkap.

Apa dampaknya untuk saya ?

pada dasarnya, membiarkan orang lain yang tidak anda kenal mengenali anda dengan terlalu dekat bukanlah ide yang bagus. salah satu contohnya adalah teori pribadi yang saya sebut dengan teori "false chemistry".

bayangkan, anda bertemu dengan seseorang yang sepertinya begitu mirip dengan anda, segala kesukaannya sangat sesuai dengan anda. Anda langsung merasa menemukan seorang soulmate. Bisa bertemu orang seperti itu tentunya adalah suatu kebetulan yang luar biasa bukan ?

belum tentu.

kemampuan untuk mendapatkan "chemistry instan" ini juga bisa dilakukan dengan riset yang memadai dan informasi yang cukup (yang bisa didapat dari berbagai social media tadi). musik, makanan dan film favorit tentu sangat mudah didapat. Bahkan, dengan mempelajari interaksi anda dengan teman-teman online anda, seseorang bisa melakukan profiling yang sangat akurat.

info yang didapat kurang ? cari info tambahan dari keluarga / pacarnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline