Lihat ke Halaman Asli

Ketika Garuda di Dada Dianggap Dosa

Diperbarui: 26 Juni 2015   10:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Atas dasar "niat baik" ingin menegakan hukum,seorang pengacara publik bernama David Tobing menggugat menpora terkait penggunaan lambang negara pada kaos timnas indonesia yang digunakan dalam perhelatan resmi ajang sepakbola internasional piala AFF.
Mengaku sangat mencintai negara indonesia, dan bangga dengan kemajuan timnas, publik akan merasa motivasi sang pengacara cenderung tidak jelas. Dengan berapi-api seolah merasa tersakiti, berulang-ulang beliau bersikeras, bahwa penggunaan lambang garuda pada kaos timnas tidak pantas.
Berbekal buku kecil tentang undang-undang yang terkait, sang pengacara tampak memaksakan diri berada pada posisi yang sulit. Tidak kurang dari seorang menpora bapak Andi Mallarangeng turut serta berbicara dalam wawancara yang ditayangkan malam tadi oleh sebuah televisi swasta.
Berbagai komentar diberikan, mulai dari para masyarakat lewat saluran telpon yang memberikan tanggapan hingga ahli hukum dan sejarahwan turut dihadirkan.
Sekilas, tampak jelas. Masyarakat justru tersakiti dengan tindakan sang pengacara yang seolah mencari kesempatan mempopulerkan diri. Andaikan niat baik yang sama, dicurahkan dalam bentuk kerja keras untuk memperbaiki hukum indonesia, niscaya hasilnya akan lebih nyata. Nasonalisme dan penegakan hukum bisa dilakukan dengan berbagai cara, beberapa melakukannya dengan tulus tanpa embel-embel nama.
Wawancara diakhiri dengan sebuah pertanyaan sederhana dari sang pembawa acara terhadap sang pengacara yang intinya " apakah anda sungguh-sungguh mencintai indonesia?"
- dan bila indonesia gagal menundukkan filipina dalam pertandingan selanjutnya, mari berdoa hal tersebut tidak terkait dengan tindakan arogan sang pengacara. Dan sungguh, garuda tidak perlu dibela membabi buta, sematkan di dada, dan selalu berusaha mengharumkan namanya. Itu saja-

-rendy aditya, dalam perjalanan menuju bandara soekarno hatta-

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline