Lihat ke Halaman Asli

peluang bisnis terkini: jual beli senjata api

Diperbarui: 26 Juni 2015   12:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

[caption id="attachment_276657" align="alignright" width="300" caption="Perampokan di Medan dengan senjata api antara lain jenis AK 56 (Ilustrasi/EKSKLUSIF TRIBUN MEDAN)"][/caption] Ya, kesan itu yang saya tangkap dari sebuah acara berita berkonsep investigasi di salah satu stasiun televisi sore ini.. Pada awalnya konsep program ini bagus dan berisi, menyadarkan pada masyarakat bahwa banyak sekali usaha ilegal disekitar kita yang dapat membahayakan kesehatan atau bahkan nyawa kita di kehidupan sehari-hari.. Dari acara yang sama, saya tahu bagaimana memilih daging sapi yang baik, yang masih segar dan tidak diminumi air kran sampai mati.. Saya tahu bagaimana membedakan es yang dibuat dengan air yang kualitasnya masih terkontrol, dan es yang dibuat dari air sungai kotor.. Saya juga tahu bagaimana membedakan daging ayam tulen, atau yang mati kemaren.. Dari program acara yang sama, banyak konsumen seperti saya merasa beruntung mendapat informasi yang berguna.. Namun sebenarnya dalam hati tersisa tanya,dan sedikit rasa curiga.. Rasanya dari porsi informasi, deskripsi pemaparan, tata cara penyampaian, step by step detail operasinya.. Ketakutan saya yang sekilas tak beralasan berkata, acara ini juga merupakan ladang ide bagi mereka yang putus asa.. Sampai akhirnya sore ini saya rasa program acara ini sudah tidak masuk akal, dengan gamblangnya dibuka apa adanya segala macam tips untuk merakit senjata api ilegal.. Ibarat sebuah ajang presentasi penawaran bisnis, Program dibuka dengan fakta "keberhasilan" gemilang perampokan, dan pembunuhan anggota brimob, dan polisi yang "fantastis", sekali-kali diselingi komentar seadanya dari para selebritis mungkin hanya sebagai pemanis.. Sepanjang acara penonton disuguhi berbagai tips mencari supplier, membeli bahan baku, harga jual, potensi pasar, sampai yang detail seperti campuran bahan, dan komposisi mesiu.. Semua lengkap tersaji, tentu saja tak lupa tips & trik untuk membuat sendiri, dengan bahan paling sederhana dari alat-alat sehari-hari.. Bravo! Sepanjang program acara ada dua "value" yang terus disebut berulang-ulang "simple" dan "profitable".. Variasinya macam-macam, seperti "Walaupun bahannya mudah&murah, namun bisa mahal dijual.." ,atau yang lebih mengerikan "Walaupun bahannya sederhana, namun mematikan! " . Dan seperti banyak presentasi bisnis lainnya, masalah resiko seperti legalitas dengan pemerintah, ancaman penjara, hukuman dan lain-lain tetap ada,namun disinggung sedikit saja.. Untuk kemudian langsung dengan sigap disikapi oleh salah satu pelaku bisnis dengan wajah buram, dan suara seperti menggeram " ya, saya demi cari uang pak.. Tidak ada pekerjaan lagi".. Seolah-olah mengajak rekan lain yang senasib, dengan teknik marketing nomor wahid " Anda mengalami masalah yang sama? Tidak punya harta? Dan tidak berkerja? Bergabunglah dengan kami para perakit senjata!" Akhir kata, saya hanya warga negara yang gelisah, gelisah bila suatu hari negeri ini akan dipenuhi oleh senjata api.. Dengan segala potensi mengerikan yang saat ini malas saya bayangkan.. Apa yang ada dikepala penanggung jawab program ini, saya pun tidak mengerti.. Bahkan bibik pembantu kami yang sangat saya hormati, namun sebenarnya memiliki cara berpikir yang sederhana sekali, berkata seperti ini.. " Matakna mas, di kampung teh jadi loba jelema anu jahat.. Da tipi teh ngajarkan anu kararieu.." (makanya mas, di kampung jadi banyak orang jahat, soalnya tv ngajarin yang beginian..) Ya, saya yakin ketakutan saya berasalan kali ini. Tadinya saya hanya takut,curiga, dan waspada kalau-kalau ada tukang sapi, tukang es, atau tukang ayam yang punya trik lebih jitu mengakali pembeli setelah menonton acara ini.. Saya terima resikonya, minimal acara membuat saya berhati-hati.. Namun, kali ini saya khawatir sekali, lalu apa yang kami dapatkan dengan menonton acara ini? Tips untuk menemukan orang yang membawa senjata api di tengah keramaian? Atau trik menghindari peluru ala dunia perfilman? Atau haruskah kita ikut-ikutan memesan beberapa set senjata api legal dengan alasan keamanan..? Setiap tanya diatas takkan terjawab dalam waktu dekat.. Program acara itu hanya diakhiri dengan kalimat : kami harap reportase tadi bermanfaat.. (Dan disana, entah dimana, beberapa mata lelah dan putus asa, menatap layar kaca dengan seksama.. Berniat mencoba.. Mungkin dijual saja dulu ke para tetangga, pikir mereka.. )

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline