Lihat ke Halaman Asli

Menangisi Nasi

Diperbarui: 26 Juni 2015   16:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Sungguh terkenal filosofi padi.. Makin tunduk makin berisi.. sungguh tinggi tempatnya dalam tatanan masyarakat sehingga sepanjang nusantara dibangunlah ruang-ruang khusus yang disebut lumbung-lumbung dan dinamakan menurut namanya.. Dan kekhasan setiap arsitektur vernacular lahir dari bentuknya.. seharusnya begitu pula yang dialami nasi.. hasil produksi yang jauh lebih sempurna daripada padi.. sungguh manusia indonesia takkan puas menyantap makan malamnya tanpa kehadirannya.. Namun sadarkah kita bahwa petani kita hidup dibawah garis kemiskinan..dan sebagian besar dari mereka adalah perempuan, yang hanya bisa bermimpi apa yang mereka tanam suatu hari bisa mereka dan keluarga mereka makan.. dan hanya sedikit dari mereka yang mampu berkerja beberapa puluh tahun kedepan.. Pada lahan, yang bukan milik mereka bahkan.. Maka disaat kita makan, mensyukuri rezeki dan menikmati hari ini.. Luangkan waktu sejenak untuk berdoa bagi para dewi sri sejati.. mereka yang hingga kini masih menangisi nasi.. (selamat hari kartini , dan jangan pernah lupa perjuangan beliau bagi hak wanita adalah untuk berkerja dan berkarya, bukan sekedar hak memakai kebaya pada hari ini saja) -catatan di atas kereta dari bandung menuju yogya, saat melihat pematang sawah-

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline