Lihat ke Halaman Asli

Rendy Artha Luvian

TERVERIFIKASI

Staf Diseminasi Informasi Iklim dan Kualitas Udara BMKG, anggota FLP (Forum Lingkar Pena)

Buruknya Masa Depan Iklim Perkotaan di Indonesia

Diperbarui: 26 Oktober 2023   14:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi masa depan iklim perkotaan di Indonesia. Sumber: freepik.com

Antonio Guterres, Sekretaris Jenderal PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa) mengeluarkan pernyataan yang sangat menggambarkan betapa mirisnya kondisi alam bagi kehidupan manusia saat ini. 

"Menurut para ilmuwan, semuanya sudah sangat jelas: manusia yang harus bertanggung jawab. Udara di sekitar kita kini tidak bisa dihirup dengan nyaman, suhu terus meningkat hingga tak tertahankan, dan penggunaan bahan bakar fosil melonjak tinggi. Semua ini terjadi tanpa tindakan dan upaya nyata dalam menghadapi perubahan iklim, sebuah hal yang tidak dapat diterima oleh kita semua."

Pernyataan yang selain memberikan gambaran kenyataan yang terjadi di berbagai kota-kota di dunia, juga menohok terutama bagi kita, manusia yang hidup sekarang ini. 

Bagaimana tidak, berita-berita memburuknya kualitas udara sudah mewarnai media massa tanah air selama puncak-puncak musim kemarau tahun ini, memberikan dampak kesehatan terutama bagi mereka yang sensitif terhadap polusi, termasuk diantaranya adalah anak-anak. 

Sebuah kenyataan yang harus dihadapi setelah berita gelombang panas yang menghajar kota-kota di berbagai belahan dunia. 

Kini, panas terasa menyiksa, mengiringi suara nafas manusianya yang tak lagi nyaman dan merasa aman hidup berdampingan dengan alam, yang notabene mereka rusak sendiri.   

Suhu Semakin Memanas

Hasil analisis dari 92 stasiun Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) selama empat dekade terakhir mengungkapkan fakta yang tak terbantah: suhu di perkotaan Indonesia semakin memanas. Tren kenaikan suhu ini, yang terasa lebih kuat di wilayah barat dan tengah, memberikan sinyal keras tentang perubahan iklim yang sangat mendesak.

Wilayah Indonesia bagian barat dan tengah, termasuk Pulau Sumatera bagian timur, Pulau Jawa bagian utara, Kalimantan, dan Sulawesi bagian utara, mengalami peningkatan suhu permukaan yang signifikan. Bahkan, laju peningkatannya melebihi 0,3 derajat Celsius per dekade. Ini bukan lagi sekadar statistik, tetapi sebuah perubahan yang terasa dalam kehidupan sehari-hari.

Perubahan suhu ini tidak hanya memengaruhi lingkungan, tetapi juga mempengaruhi masyarakat secara langsung. Kenaikan suhu yang mengakibatkan panas yang lebih sering terjadi dan suhu udara yang tak tertahankan telah menjadi karakteristik musim kemarau di perkotaan. Kesehatan masyarakat terancam oleh panas yang ekstrem dan kualitas udara yang ikut memburuk.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline