Lihat ke Halaman Asli

Rendy Artha Luvian

TERVERIFIKASI

Staf Diseminasi Informasi Iklim dan Kualitas Udara BMKG, anggota FLP (Forum Lingkar Pena)

Hari Hutan Indonesia: Jaga Hutan, Jaga Iklim

Diperbarui: 7 Agustus 2023   14:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi hutan di Indonesia. Sumber: freepik.com

Berbicara tentang Indonesia, kita takkan lepas dari pesonanya yang memukau dengan hutan-hutan yang meliuk-liuk seperti permadani hijau yang tak terhingga. Kaya akan keanekaragaman hayati, hutan-hutan ini bukan hanya sekadar tempat bagi flora dan fauna langka, tetapi juga ruang penting yang membentuk identitas dan ekosistem negara ini. Namun, pesona ini perlu dijaga dengan serius, dan itulah mengapa setiap tanggal 7 Agustus dirayakan sebagai Hari Hutan Indonesia. Lebih dari sekadar merayakan, momentum ini mengingatkan kita semua akan tanggung jawab kolektif kita dalam menjaga keberlanjutan hutan-hutan yang tak ternilai harganya.

Sejarah Hari Hutan Indonesia pun tak lepas dari semangat dan kerja keras para aktivis lingkungan. Tidak kurang sejak tahun 2017, sejumlah individu berani bersuara dengan mendirikan petisi change.org/jagahutan. Petisi ini memiliki tujuan mulia, yakni membangkitkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga hutan. Terbayang bagaimana langkah kecil itu berhasil mengumpulkan tanda tangan hampir 1,5 juta pendukung, membuktikan betapa besarnya perhatian masyarakat terhadap isu lingkungan.

Pilihan untuk merayakan Hari Hutan Indonesia pada tanggal 7 Agustus bukanlah kebetulan semata. Tanggal ini menjadi sangat spesial karena beriringan dengan ditetapkannya Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2019 tentang Penghentian Pemberian Izin Baru dan Penyempurnaan Tata Kelola Hutan Primer dan Lahan Gambut. Langkah berani ini adalah salah satu bukti nyata komitmen pemerintah dalam melindungi hutan-hutan kita. Namun, langkah ini tentunya tidak akan maksimal tanpa dukungan dan partisipasi aktif dari seluruh lapisan masyarakat.

Tema yang diangkat dalam peringatan Hari Hutan Indonesia 2023 adalah "Jaga Hutan, Jaga Iklim". Sebuah tema yang tak hanya mengundang perenungan, tetapi juga ajakan nyata untuk bergerak. Hutan Indonesia, dengan kekayaannya yang mendunia, memiliki peran sentral dalam menjaga keseimbangan iklim global. Ironisnya, sementara hutan-hutan kita membantu menanggulangi perubahan iklim, mereka sendiri juga rentan terhadap dampak perubahan tersebut. Kebakaran hutan yang merajalela, penebangan liar, dan perubahan penggunaan lahan yang kurang bijaksana semuanya mengancam ekosistem hutan kita.

Ketika kita berbicara tentang menjaga hutan, kita sebenarnya sedang membicarakan masa depan. Hutan-hutan ini bukan hanya tempat tinggal bagi berbagai spesies yang ada di dalamnya, tetapi juga menjaga kualitas air yang kita minum, tanah yang kita garap, serta iklim yang kita rasakan. Berdasarkan data dari situs resmi Hari Hutan Indonesia, Indonesia memiliki hutan dengan peringkat ketiga terluas di dunia. Ini adalah harta yang tak ternilai, dan kita berada di titik kritis di mana kita harus bertindak untuk menjaga warisan ini.

Tak dapat dipungkiri bahwa dampak perubahan iklim semakin terasa di seluruh penjuru dunia. Cuaca ekstrem, naiknya permukaan air laut, dan ancaman terhadap produksi pangan hanyalah beberapa dari banyak konsekuensi yang harus kita hadapi. Namun, melalui tema "Jaga Hutan, Jaga Iklim", kita diingatkan bahwa ada solusi yang dapat kita ambil bagian dalam menerapkannya. Melindungi hutan kita dengan bijaksana tidak hanya mengurangi emisi gas rumah kaca, tetapi juga mempertahankan habitat penting bagi spesies-spesies yang unik dan langka.

Hutan memiliki peran vital yang sangat penting dalam menjaga keseimbangan iklim global dan meredam dampak perubahan iklim. Peran ini meliputi berbagai aspek, mulai dari penyerapan karbon, regulasi suhu, hingga pengaruh terhadap siklus air. Berikut adalah beberapa peran utama hutan dalam konteks iklim dan perubahan iklim:

Penyerapan Karbon: Hutan berfungsi sebagai penyerap karbon alami melalui proses fotosintesis, di mana tumbuhan mengambil karbon dioksida (CO2) dari udara dan mengubahnya menjadi biomassa. Karbon yang terperangkap dalam biomassa hutan membantu mengurangi konsentrasi CO2 di atmosfer, yang merupakan gas rumah kaca utama yang menyebabkan pemanasan global.

Pengurangan Emisi Gas Rumah Kaca: Melalui proses fotosintesis dan penyerapan karbon, hutan membantu mengurangi emisi gas rumah kaca seperti CO2. Dalam hal ini, hutan berperan sebagai "penyimpan karbon" yang mengurangi jumlah gas rumah kaca yang dilepaskan ke atmosfer.

Regulasi Suhu: Hutan membantu mengatur suhu regional dan global. Daun-daun pohon meresap energi matahari dan mengurangi jumlah panas yang mencapai tanah. Proses evaporasi dari tanah dan transpirasi dari tumbuhan juga membantu mendinginkan udara di sekitarnya. Keberadaan hutan dapat mengurangi suhu udara dan mencegah fenomena suhu ekstrem.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline