Tanggal 1 Agustus diperingati sebagai Hari Bebas Anak Internasional atau childfree, di mana beberapa pasangan memilih untuk tidak memiliki anak. Meskipun alasan-alasan yang melatarbelakangi keputusan ini beragam, perlu diperhatikan bahwa hidup tanpa anak memiliki potensi berbahaya, terutama ketika motivasi di balik fenomena childfree adalah keinginan untuk menghindari beban dan tanggung jawab memiliki anak.
Keturunan memiliki peran penting dalam kelangsungan hidup manusia dan peradaban. Melalui proses keturunan, nilai-nilai, budaya, dan pengetahuan kita dapat ditransmisikan kepada generasi berikutnya. Anak-anak adalah harapan bagi peradaban untuk tetap berkembang dan meningkatkan kualitas hidup bagi semua makhluk di bumi.
Banyak faktor yang menjadi penyebab pasangan memilih childfree. Pertama, populasi manusia yang semakin tinggi dari sebelumnya menjadi kekhawatiran utama. Pertumbuhan populasi yang tidak terkendali telah membawa dampak negatif pada lingkungan dan sumber daya alam. Kedua, biaya hidup yang semakin meningkat membuat pasangan merasa sulit untuk memberikan kehidupan yang baik bagi anak-anak. Ketiga, tantangan dalam menjaga kesehatan mental menjadi pertimbangan bagi para pasangan. Menjaga kesehatan mental di tengah kesibukan menjalani peran sebagai orang tua dapat menjadi beban tersendiri.
Namun, di balik alasan-alasan tersebut, kita perlu melihat implikasi jangka panjang dari fenomena childfree ini. Kehadiran anak-anak tidak hanya tentang meningkatnya populasi, tetapi juga tentang memberikan kesempatan bagi generasi berikutnya untuk menghadapi dan mengatasi tantangan yang akan datang.
Meskipun begitu, penulis melihat bahwa sebenarnya hal ini sangatlah berbahaya, karena faktor sebenarnya dibalik fenomena childfree ini adalah ingin terbebas dari beban dan tanggung jawab memiliki anak. Jadi ketimbang diberi beban untuk mendidik, merawat, dan membesarkan anak, mereka memilih childfree karena hanya ingin bersenang-senang saja secara seksual dengan pasangannya tanpa harus terbebani dengan tanggung jawab bernama anak.
Menjadi orang tua adalah tanggung jawab besar yang memerlukan kesabaran, pengorbanan, dan dedikasi. Pendidikan anak-anak memainkan peran krusial dalam membentuk pribadi yang bertanggung jawab, berempati, dan beradab. Anak-anak yang tumbuh dalam lingkungan yang penuh kasih sayang dan dukungan, cenderung lebih siap menghadapi tantangan hidup dan lebih mampu berkontribusi positif bagi masyarakat.
Menghindari tanggung jawab mendidik anak hanya untuk mendapatkan kesenangan secara seksual, bisa menyebabkan kekosongan emosional dan moral di masyarakat. Kurangnya peran orang tua yang penuh tanggung jawab dapat berdampak pada generasi muda yang kurang memiliki pandangan etika dan tanggung jawab sosial.
Hiduplah penuh tanggung jawab terhadap seluruh perbuatanmu, childfree boleh saja bagi mereka yang hidup sendiri dan tidak mendapatkan pasangan. tapi bagi mereka yang memilikinya, tentu lebih baik jika memiliki anak dengan jalur yang benar, yaitu perkawinan. Ada yang bilang mungkin yang bisa hidup dengan gaya chilfree hanya kaum LGBT. seperti halnya kaum Nabi Lut, cara hidup seperti itu sungguh sangat menjijikkan, kehidupan seperti itu adalah kehidupan tak bertanggung jawab, tidak mengajarkan kedewasaan dan menjaga perilaku sebagai seorang manusia dan hamba tuhan. Tuhan menciptakan manusia berpasangan, bukan sendiri-sendiri, dan pasangan itu adalah laki-laki dan perempuan.
Ketika pasangan memiliki kesempatan untuk membentuk keluarga melalui perkawinan yang sah, menjadi orang tua adalah panggilan tanggung jawab yang penting. Masyarakat harus mendorong pasangan untuk menghadapi tantangan mendidik anak dengan bijaksana dan memberikan dukungan yang memadai untuk menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan anak-anak.
penting bagi setiap pasangan untuk mempertimbangkan pemikiran jangka panjang dan menyadari bahwa memiliki anak bukanlah beban yang selalu negatif. Kecuali bagi mereka yang hanya berniat bersenang-senang saja tanpa mau menanggung beban dan tanggung jawab.