Lihat ke Halaman Asli

Rendy Artha Luvian

TERVERIFIKASI

Staf Diseminasi Informasi Iklim dan Kualitas Udara BMKG, anggota FLP (Forum Lingkar Pena)

1 Muharram 1445 H: Momen Evaluasi dan Lembaran Baru Perjalanan Spiritual

Diperbarui: 19 Juli 2023   12:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tahun Baru Islam 1445 H. Ilustrasi: freepik.com

Saat kita mengucapkan selamat tinggal pada satu tahun dan menyambut datangnya awal yang baru, adalah waktu yang tepat untuk memahami makna Tahun Baru Islam yang jatuh pada hari pertama bulan Muharram. Bulan yang kaya akan sejarah, momen ini memiliki tempat istimewa di hati umat Muslim di seluruh dunia.

Kata Muharram, berasal dari bahasa Arab "haram" yang berarti "dilarang," memiliki makna yang berarti di bulan tersebut dilarang untuk menodainya dengan sesuatu yang buruk, misalnya saja perang, kecuali jika memang terpaksa. Hal ini juga berarti bulan Muharram adalah bulan yang dimuliakan oleh Bangsa Arab semenjak dahulu. Sebelum datangnya ajaran Islam, bulan Muharram telah dihormati oleh masyarakat Arab Jahiliyah. Namun, setelah kedatangan Nabi Muhammad dan hijrahnya dari Mekah ke Madinah pada tahun 622 Masehi, Muharram memperoleh makna baru yang lebih mendalam.

Pada tahun 17 Hijriyah, Gubernur Abu Musa Al-Asyari mengirimkan surat kepada Khalifah Umar Bin Khattab yang menyampaikan kebingungannya mengenai surat-surat yang tidak memiliki tahun. Pada saat itu, umat Islam masih menggunakan sistem penanggalan Arab pra-Islam yang hanya mencantumkan bulan dan tanggal tanpa tahun. Hal ini menyulitkan Gubernur dalam melakukan pengarsipan dokumen. Dalam menanggapi surat tersebut, Khalifah Umar mengundang sejumlah tokoh seperti Ali bin Abi Thalib, Abdurrahman bin Auf, Utsman bin Affan, Zubair bin Awwam, Sa'ad bin Waqqas, dan Thalhah bin Ubaidillah untuk membentuk tim yang bertugas menyusun kalender Islam.

Beberapa usulan diajukan untuk menentukan awal tahun Islam, antara lain tahun Gajah yang menandai kelahiran Nabi Muhammad, tahun wafatnya Nabi, dan tahun pengangkatan beliau sebagai Rasul. Namun, usulan yang diajukan oleh Ali bin Abi Thalib akhirnya disepakati sebagai titik awal kalender Islam, yaitu peristiwa hijrah Nabi Muhammad dari Mekah ke Madinah. Hijrah dianggap sebagai peristiwa penting bagi Islam, yang melambangkan peralihan dari masa jahiliyah ke masyarakat madani.

Setelah kesepakatan mengenai awal tahun Islam tercapai, diskusi selanjutnya adalah mengenai bulan pertama dalam kalender Hijriah. Meskipun ada usulan untuk memilih bulan Rabi' al-Awwal sebagai bulan pertama karena Nabi Muhammad hijrah pada bulan tersebut, Khalifah Umar memilih bulan Muharram sebagai bulan pembuka dalam kalender Hijriah. Keputusan ini didukung oleh Utsman bin Affan. Alasan di balik pilihan ini adalah bahwa hijrah Nabi Muhammad dimulai setelah beberapa sahabatnya melakukan baiat kepadanya, yang terjadi pada akhir bulan Dzulhijjah. Muharram adalah bulan yang datang setelah Dzulhijjah, sehingga dipilih sebagai bulan pertama dalam tahun Hijriah.

Dalam Tahun Baru Islam 1445 Hijriah, yang jatuh pada tanggal 19 Juli 2023, kita merayakan momen yang penting bagi umat Muslim di seluruh dunia. Penetapan Tahun Baru Islam sebagai Hari Libur Nasional didasarkan pada Keputusan Presiden Nomor 24 Tahun 1953. Untuk tahun 2023 ini, jatuhnya Tahun Baru Islam telah ditetapkan melalui Surat Keputusan Bersama Menteri Agama, Menteri Ketenagakerjaan, dan Menteri Pendayagunaan Aparatur Sipil dan Reformasi Birokrasi Nomor 624 Tahun 2023, Nomor 2 Tahun 2023, Nomor 2 Tahun 2023 tentang perubahan kedua hari libur nasional dan cuti bersama 2023.

Di beberapa negara, perhitungan tanggal Tahun Baru Islam dapat sedikit berbeda karena penggunaan kalender Hijriah yang mengikuti peredaran bulan. Pada dasarnya, hari dalam kalender Hijriah dimulai saat matahari terbenam di suatu tempat.

Muharram, bulan pertama dalam kalender Hijriah, memiliki makna yang mendalam dalam sejarah Islam. Memperingati Tahun Baru Islam pada tanggal 1 Muharram merupakan momen penting bagi umat Muslim di seluruh dunia. Di tengah perayaan ini, kita diingatkan akan hijrah Nabi Muhammad, yang melambangkan peralihan dari masa jahiliyah ke masyarakat madani. Dengan merayakan Tahun Baru Islam, umat Muslim berkesempatan untuk merenung, memperbaiki diri, dan memulai lembaran baru dalam perjalanan spiritual mereka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline