Lihat ke Halaman Asli

Rendy Artha Luvian

TERVERIFIKASI

Staf Diseminasi Informasi Iklim dan Kualitas Udara BMKG, anggota FLP (Forum Lingkar Pena)

Menyikapi Kebijakan Ekspor Pasir: Dampak dan Implikasi bagi Indonesia

Diperbarui: 9 Juni 2023   19:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pasir untuk kebutuhan bangunan, ilustrasi: freepik.com

Kebijakan ekspor pasir di Indonesia telah menjadi perhatian publik belakangan ini setelah 20 tahun larangan ekspor. Langkah ini mengundang beragam tanggapan dari berbagai pihak, baik yang mendukung maupun yang mengkhawatirkan dampaknya terhadap lingkungan dan keberlanjutan sumber daya alam. Artikel ini akan menganalisis dampak dan implikasi kebijakan ekspor pasir di Indonesia, serta merangkum pandangan-pandangan yang berbeda dalam isu ini.

Dalam beberapa dekade terakhir, Indonesia telah menghadapi tantangan serius dalam pengelolaan pasir. Permintaan yang tinggi untuk pasir sebagai bahan bangunan, terutama dari negara-negara tetangga seperti Singapura, telah menyebabkan penambangan pasir yang berlebihan di beberapa wilayah Indonesia. Untuk mengatasi masalah ini, pada tahun 2003, pemerintah Indonesia melarang ekspor pasir dalam upaya untuk melindungi sumber daya alam dan mengendalikan kerusakan lingkungan.

Namun, pada tahun 2023, Presiden Indonesia mengumumkan kebijakan baru yang membuka kembali keran ekspor pasir. Alasan di balik kebijakan ini adalah potensi pendapatan ekonomi yang signifikan yang dapat diperoleh dari ekspor pasir. Langkah ini mengundang perdebatan dan kontroversi di masyarakat.

Dampak Ekspor Pasir terhadap Lingkungan

Salah satu keprihatinan utama terkait kebijakan ekspor pasir adalah dampaknya terhadap lingkungan. Penambangan pasir yang berlebihan dapat menyebabkan kerusakan ekosistem pesisir dan mengganggu kesinambungan alam. Ekstraksi pasir yang tidak terkendali juga dapat menyebabkan erosi pantai yang serius, mengancam keberadaan pulau-pulau kecil dan ekosistem terumbu karang yang rapuh.

Selain itu, penambangan pasir yang berlebihan juga berpotensi mengurangi ketersediaan pasir lokal untuk kepentingan pembangunan nasional. Penggunaan pasir dalam proyek-proyek infrastruktur seperti pembangunan jalan, gedung, dan proyek reklamasi telah meningkat pesat. Dengan membuka keran ekspor pasir, pasokan pasir di dalam negeri dapat terpengaruh dan mengarah pada lonjakan harga yang merugikan sektor konstruksi.

Dampak Ekspor Pasir terhadap Sosial-Ekonomi
Di sisi lain, ada juga pandangan yang berpendapat bahwa kebijakan ekspor pasir dapat memberikan manfaat ekonomi bagi Indonesia. Ekspor pasir dapat memberikan pendapatan devisa yang signifikan, yang dapat digunakan untuk memperkuat perekonomian nasional, pembangunan infrastruktur, dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Namun, ada kekhawatiran bahwa manfaat ekonomi dari ekspor pasir mungkin tidak merata. Pada beberapa kasus, penambangan pasir ilegal telah menyebabkan konflik sosial dengan masyarakat lokal yang merasa dirugikan oleh kegiatan tersebut. Oleh karena itu, penting bagi pemerintah untuk memastikan bahwa kebijakan ekspor pasir diikuti dengan pengelolaan yang baik dan pengawasan yang ketat untuk mencegah penambangan pasir ilegal dan melindungi kepentingan masyarakat lokal.

Implikasi Kebijakan Ekspor Pasir dalam Konteks Global

Pengambilan kebijakan ekspor pasir di Indonesia juga memiliki implikasi dalam konteks global. Pasir adalah sumber daya alam yang tak tergantikan dan sangat penting dalam berbagai sektor, termasuk konstruksi dan industri manufaktur. Permintaan yang tinggi untuk pasir di pasar global telah mendorong aktivitas ilegal dan destruktif di berbagai negara untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

Kebijakan ekspor pasir Indonesia dapat memberikan alternatif yang legal dan berkelanjutan bagi negara-negara yang mengandalkan impor pasir ilegal. Dengan menerapkan pengelolaan yang baik dan menjaga keberlanjutan eksploitasi pasir, Indonesia dapat menjadi model untuk negara-negara lain dalam mengelola sumber daya pasir secara bertanggung jawab.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline